banner 728x250
OPINI  

Memaknai Program Safari Subuh Pemerintah

Kegiatan Safari Subuh, Pemprov Jambi

Oleh : Dr. FAHMI RASID – Dosen UM.Jambi (Sekretaris PUSDIKLAT LAM Prov. JAMBI)

Di tengah dinamika pembangunan dan kompleksitas hubungan antara pemimpin dan masyarakat, hadirnya ruang-ruang perjumpaan yang sarat nilai menjadi semakin penting.

banner 325x300

Dalam konteks itulah, Safari Subuh muncul sebagai oase spiritual dan sosial yang menyatukan niat baik pemerintah dengan harapan umat.

Bukan sekadar ritual keagamaan, program ini menawarkan ruang dialog yang hangat, membumikan nilai religius dalam praktik pemerintahan, dan menghidupkan kembali semangat kepemimpinan yang merakyat, tulus, serta penuh keteladanan.

Program Safari Subuh yang digagas oleh pemerintah daerah akhir-akhir ini semakin mendapat tempat di hati masyarakat.

Di berbagai kabupaten/kota, termasuk di Provinsi Jambi, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas seremonial, tetapi telah menjelma menjadi ruang spiritual dan sosial yang menghubungkan antara umat dan pemimpinnya.

Safari Subuh menjadi momentum membangun kedekatan antara pejabat publik dan masyarakat dalam suasana ibadah yang menyejukkan.

Apa yang disampaikan Gubernur Jambi Dr. H. Al Haris, S.Sos., M.H. pun seolah memperkuat esensi dari Safari Subuh sebagai sarana membangun kedekatan yang otentik antara pemimpin dan rakyatnya.

Gubernur menegaskan bahwa “Safari Subuh bukan hanya soal ibadah, tetapi juga bagian dari upaya menyerap aspirasi rakyat, menyampaikan pesan pembangunan, dan membangun spiritualitas kepemimpinan yang merakyat.”

Pernyataan tersebut disampaikan pada 18 Juli 2025 di Masjid Nida’Urrahman, Pematang Sulur, Kecamatan Telanaipura. Dalam kesempatan itu, beliau menekankan bahwa Safari Subuh bukanlah kegiatan seremonial semata, melainkan jalan untuk membumikan nilai-nilai religius dalam tata kelola pemerintahan.

Pendapat senada disampaikan oleh Abuya H. Tamar Tarewe seorang ulama kharismatik dari Jambi, “Safari Subuh adalah ladang dakwah sekaligus bentuk kepedulian pemimpin terhadap moral dan spiritual masyarakat. Ketika pemimpin ikut sujud bersama rakyatnya di waktu Subuh, itu menanamkan pesan kuat: kita sama di hadapan Allah.

Membangun Ruang Dialog Spiritual

Di era saat ini, di mana interaksi pemimpin dan masyarakat sering dibatasi oleh sekat formalitas, Safari Subuh justru hadir sebagai ruang dialog yang informal namun sakral.

Seusai salat, masyarakat bebas menyampaikan aspirasi, keluhan, bahkan harapan kepada pemimpin daerah. Ini adalah bentuk nyata dari kepemimpinan partisipatif yang sejalan dengan prinsip good governance dan nilai “Jambi Mantap Berdaya Saing dan Berkelanjutan”.

Pentingnya ruang semacam ini juga diakui oleh berbagai pihak di lingkungan pemerintah Provinsi Jambi. Plt. Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Jambi, H. Azharuddin S.Ag, M.Hi menambahkan,

“Dengan Safari Subuh, pemerintah hadir tidak hanya pada jam kerja formal, tapi juga pada waktu-waktu yang paling jujur dan sunyi, di mana suara rakyat bisa terdengar lebih dalam.”

Nilai Transformasional dalam Pembangunan

Program ini sejalan dengan filosofi Islam bahwa membangun umat tidak cukup hanya dengan infrastruktur fisik, tetapi juga pembangunan karakter dan rohani.

Dalam konteks ini, Safari Subuh menjadi instrumen dakwah pembangunan—di mana pesan moral, etika kerja, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial disampaikan secara langsung dan bersahaja.

Gagasan ini juga mendapat penegasan dari pandangan para cendekiawan Muslim yang menempatkan keteladanan sebagai inti dari kepemimpinan yang membangun. Mengutip Prof. Dr. KH. Quraish Shihab, “Kehadiran pemimpin di tengah ibadah umat adalah simbol keteladanan yang lebih bermakna daripada sekadar pidato di podium.”

Maka Safari Subuh bisa dimaknai sebagai strategi keteladanan sosial (social role model) dalam pembangunan berbasis nilai.

Harapan untuk Konsistensi dan Keberlanjutan

Ke depan, program ini perlu terus didorong agar tidak berhenti sebagai kegiatan musiman. Harus ada keberlanjutan, sinergi dengan lembaga dakwah, serta kolaborasi lintas sektor agar manfaatnya semakin luas.

Bahkan, pemerintah dapat menjadikan Safari Subuh sebagai salah satu indikator pendekatan humanis dalam evaluasi kinerja sosial dan spiritual daerah.

Lebih dari sekadar program berkelanjutan, Safari Subuh menyimpan makna simbolik yang merepresentasikan kedekatan pemimpin dan rakyat dalam bingkai spiritualitas. Safari Subuh bukan sekadar salat berjamaah. Ia adalah simbol kehadiran negara di tengah masyarakat dalam suasana penuh keikhlasan.

Ia adalah pesan bahwa kepemimpinan sejati dimulai dari sujud yang sama di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Makna inilah yang seharusnya mendorong kita semua untuk melihat Safari Subuh bukan hanya sebagai program pemerintah, tetapi sebagai panggilan moral yang melibatkan partisipasi seluruh elemen umat.

Untuk itu, marilah kita jadikan Safari Subuh sebagai gerakan moral bersama, bukan hanya milik pemerintah, tetapi juga milik seluruh umat.

Hadir di masjid saat Subuh bukan sekadar rutinitas ibadah, tetapi langkah awal membangun perubahan—dari diri sendiri, keluarga, hingga masyarakat luas.

Gerakan ini hanya akan bermakna jika disambut dengan kesadaran bersama, baik oleh para pemimpin maupun masyarakat sebagai dua pilar utama perubahan.

Kepada para pemimpin, teruslah hadir bersama umat dengan hati yang tulus. Kepada masyarakat, mari sambut kehadiran pemimpin dengan doa dan semangat membangun bersama. Sebab, dari sajadah yang sama, kita bisa menenun harapan baru untuk negeri ini.

Dari ruang spiritual inilah, benih kepercayaan dan dialog tumbuh tanpa sekat, menjadikan Safari Subuh sebagai medium penyatu antara nurani rakyat dan kepekaan pemimpin.

Karena di Subuh yang hening, ada suara rakyat yang jujur, dan ada pemimpin yang mau mendengarkan. Mari kita kuatkan sinergi ini demi Jambi dan Indonesia yang lebih bermartabat.

banner 325x300
banner 325x300