Jakarta, Sumateradaily.com- 22 Tahun sudah SKK Migas yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah RI mengawal ketahanan energi nasional melalui kegiatan hulu migas.
SKK Migas yang didukung KKKS dan semua stakeholder terkait terus berupaya untuk mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030 mendatang.
Hal ini disampaikan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam sambutan dan arahannya pada acara Seleberasi 22 tahun Hulu Migas Berbakti dan Mengabdi Untuk Negeri 16 Juli 2024.
Industri hulu migas telah memiliki Long Term Plan (LTP) yang merupakan rencana jangka menengah dan panjang kita untuk merealisaikan target produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD.
LTP ini diupayakan melalui empat strategi, yaitu Improving Existing Asset Value, Transformation Resources to Production, Waterflood and Enhanced Oil Recovery, dan Exploration for Giant Discovery dengan rencana proyek mencapai 138 proyek hulu migas dari tahun 2024 hingga 2029.
Proyek-proyek ini akan membutuhkan total investasi senilai Rp543 triliun. Besarnya investasi hingga 2029 menunjukkan bahwa industri hulu migas tetap berkembang ditengah transisi energi untuk memastikan kecukupan pasokan energi dimasa yang akan datang.
Dwi mengingatkan kepada seluruh insan hulu migas, agar dengan pencapaian yang ada tidak membuat menjadi jumawa, karena tantangan yang menanti industri hulu migas ke depan lebih berat. Kebutuhan migas akan terus meningkat secara volume.
Peningkatan ini terutama karena migas masih sangat dibutuhkan tidak hanya untuk sektor energi, tetapi juga sebagai bahan baku atau feedstock bagi industri petrokimia.
Dia mengharapkan komitmen yang diimplementasikan dalam kerja keras, kerja nyata, dan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi.
Dwi juga mengingatkan kembali seluruh pekerja SKK Migas dan KKKS bahwa LTP ini adalah komitmen bersama yang harus ditepati, karena pencapaian LTP sangat krusial bagi ketahanan energi Indonesia.
Kontribusi kita semua dalam mewujudkan LTP merupakan bentuk bakti dan pengabdian kita untuk negeri dimasa yang akan datang, imbuhnya.
Dwi mengajak seluruh insan hulu migas untuk terus berbenah dan memperbaiki diri dan minta agar industri hulu migas tidak bisa lagi bekerja dengan cara-cara yang lama.
Marilah kita adopsi mindset baru yang akan memperkuat cara-cara kerja kita yaitu Having A Sense of Urgency and Sense of Crisis; Innovative dan Result-Oriented; dan Collaborative.
Pada kesempatan tersebut, Dwi juga menyampaikan harapan indusri hulu migas yaitu percepatan disahkannya UU Migas yang akan memberi kepastian hukum bagi bisnis ini.
Dia menyampaikan kepada para pemangku kepentingan bahwa SKK Migas dan para KKKS siap untuk duduk bersama dan mendiskusikan poin-poin harapan tersebut sehingga ditemukan solusi yang baik bagi semua. UU Migas akan menjadi payung dan mendorong terlaksananya rencana-rencana besar dalam LTP dan mendukung keberlanjutan industri ini hingga berpuluh-puluh tahun kedepan.***