banner 728x250

Tradisi Pertanian Tanpa Pupuk Kimia Suku Amanuban

Leksi Salukh
banner 120x600
banner 468x60

Oleh: Leksi Salukh (Alumni SJK II-PWI)

UNTUK memacu jagung yang sudah berbunga cepat berbuler masyarakat dawan  khusus disuku Amanuban  Kecamatan Amanuban Tengah Kabupaten Timor Tengah Selatan  membakar daun  hau sekit di campur dengan tulang binatang seperti tulang sapi atau kambing baru di bunuh beberapa pekan.

banner 325x300

Masyarakat dawan di pulau timor pada masa lalu bertani dengan cara tradisional salah satu bukti bertani secara tradisional tidak mengunakan pupuk kimia kecuali  sisa hasil bakaran (Atu).

Atu menjadi salah andalan petani disaat membuka lahan baru  karena untuk membuka lahan baru banyak pohon besar yang di tebas dan saat membakar akan hangus sehingga sisa bakaran menjadi humus dan pada saat tanam jagung labu dan kacang kacangan subur dan  pada saat panen hasilnya cukup memuaskan. Namun hasil dilahan yang di kelolah kali kedua beda karena sudah tidak berhumus .

Biasa orang timor lepas lahannya beberapa tahun sampai tumbuh  satu Kalau kebun yang di biarkan beberapa tahun  tidak di olah.

Membakar ramuan berupa daun sekip dan tulang binatang merupakan cara petani tradisional  Di kecamatan Amanuban Tengah Kabupaten Timor Tengah Selatan  dimasa  lalu untuk memacu tanaman jagung yang sudah berbunga untuk cepat berbuler

Masyarakat suku  Amanuban dikecamatan  Amanuban Tengah  Kabupaten Timor Tengah Selatan yang hidup sebagai petani tradisional memiliki kebiasan tersendiri dalam bertani yakni membakar daun dan tulang binatang untuk  memacu  jagung yang sudah berbunga guna  cepat berbuler.

Kebiasaan ini tidak semua gunakan  tapi sebagian masih demikian disampaikan Warga RT Obatan Desa Bone Kecamatan Amanuban Tengah  Daniel Tunu  saat dihubungi.

Selain membakar daun dan tulang pemacu  salah satu hal penting dalam bertani pada umumnya membersihkan rumput  yang tumbuh .

Lebih lanjut  Daniel menuturkan  masyarakat bertani secara tradisional tanpa mengunakan pupuk

Diakui tidak semua yang bertani mengunakan cara serupa tapi  rata rata petani tradisional mengunakan cara tersebut untuk mendapatkan hasil maksimal.

” Ya tidak semua tapi yang masih bertani dengan gaya dulu biasa  lakukan meski harus akui sudah terkikis  dengan perkembangan jaman .” Ucapnya.

Selain itu Masyarakat juga dalam bertani  memanfaatkan” Atu ” sisa bakaran sebagai pupuk alami  yang bisa menyuburkan tanaman dan juga pupuk kandang bagi yang pengetahuan baik. Sedangkan jaman dulu belum ada produksi pupuk kimia namun hasil panen  lumayan mencukupi kebutuhan sehari hari untuk satu tahun kecuali gagal  panen  akibat dari cuaca dan bencana alam.***

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *