Oleh: Leksi Salukh (Alumni SJK II-PWI)
UNTUK memacu jagung yang sudah berbunga cepat berbuler masyarakat dawan khusus disuku Amanuban Kecamatan Amanuban Tengah Kabupaten Timor Tengah Selatan membakar daun hau sekit di campur dengan tulang binatang seperti tulang sapi atau kambing baru di bunuh beberapa pekan.
Masyarakat dawan di pulau timor pada masa lalu bertani dengan cara tradisional salah satu bukti bertani secara tradisional tidak mengunakan pupuk kimia kecuali sisa hasil bakaran (Atu).
Atu menjadi salah andalan petani disaat membuka lahan baru karena untuk membuka lahan baru banyak pohon besar yang di tebas dan saat membakar akan hangus sehingga sisa bakaran menjadi humus dan pada saat tanam jagung labu dan kacang kacangan subur dan pada saat panen hasilnya cukup memuaskan. Namun hasil dilahan yang di kelolah kali kedua beda karena sudah tidak berhumus .
Biasa orang timor lepas lahannya beberapa tahun sampai tumbuh satu Kalau kebun yang di biarkan beberapa tahun tidak di olah.
Membakar ramuan berupa daun sekip dan tulang binatang merupakan cara petani tradisional Di kecamatan Amanuban Tengah Kabupaten Timor Tengah Selatan dimasa lalu untuk memacu tanaman jagung yang sudah berbunga untuk cepat berbuler
Masyarakat suku Amanuban dikecamatan Amanuban Tengah Kabupaten Timor Tengah Selatan yang hidup sebagai petani tradisional memiliki kebiasan tersendiri dalam bertani yakni membakar daun dan tulang binatang untuk memacu jagung yang sudah berbunga guna cepat berbuler.
Kebiasaan ini tidak semua gunakan tapi sebagian masih demikian disampaikan Warga RT Obatan Desa Bone Kecamatan Amanuban Tengah Daniel Tunu saat dihubungi.
Selain membakar daun dan tulang pemacu salah satu hal penting dalam bertani pada umumnya membersihkan rumput yang tumbuh .
Lebih lanjut Daniel menuturkan masyarakat bertani secara tradisional tanpa mengunakan pupuk
Diakui tidak semua yang bertani mengunakan cara serupa tapi rata rata petani tradisional mengunakan cara tersebut untuk mendapatkan hasil maksimal.
” Ya tidak semua tapi yang masih bertani dengan gaya dulu biasa lakukan meski harus akui sudah terkikis dengan perkembangan jaman .” Ucapnya.
Selain itu Masyarakat juga dalam bertani memanfaatkan” Atu ” sisa bakaran sebagai pupuk alami yang bisa menyuburkan tanaman dan juga pupuk kandang bagi yang pengetahuan baik. Sedangkan jaman dulu belum ada produksi pupuk kimia namun hasil panen lumayan mencukupi kebutuhan sehari hari untuk satu tahun kecuali gagal panen akibat dari cuaca dan bencana alam.***