M E M B U S U K
by Mahhligai >
Aku duduk di antara hari-hari yang remuk,
menyulam luka dari helai harap yang hangus.
Segalanya terus berjalan, tapi aku tetap di sini,
menjadi reruntuhan dari diri yang pernah percaya.
Semua tawa terdengar seperti ejekan,
dan malam, malam tak lagi membawa mimpi,
hanya suara-suara yang mencabik
dada yang terlalu sering kupeluk sendiri.
Aku berkata, “Aku baik-baik saja,”
tapi di dalam, air mataku mengering dalam jeritan bisu.
Aku gila karena memohon pada udara,
meminta sedikit saja pengertian.
Namun jawabannya tentu hanya diam—
dan diam lebih tajam dari segala hinaan.
Mengapa rasa sakitku begitu sunyi?
Mengapa aku harus kuat
dalam dunia yang tak pernah mau tahu?
Aku berusaha, sungguh,
tapi semua seolah berkata:
“Deritamu bukan urusanku.”
Dan di ujung pengharapan yang patah,
aku berlutut dalam gelap,
dengan suara parau dan napas yang lelah:
“Oh Tuhan,
apakah tak bisa ku dimengerti untuk sekali saja?
Apakah Kau benar-benar ada?
Sekali saja, Tuhan, sekali saja…”
@poe5g12a2
Mahligai adalah penyair muda berbakat dari SMA Boash (Borcess Ashokal Hajar) Bogor dibawah bimbingan Mas Saidy Poe (Penulis Puisi) Indonesia dalam program poemsdaily