banner 728x250

Mulai Hari Ini Status Siaga Darurat Gunung Api Marapi Diperpanjang Hingga 25 Februari 2024

Keindahan Gunung Api Marapi Agam Sumbar
Keindahan Gunung Api Marapi Agam Sumbar Sebelum Erupsi/ft:wikipedia
banner 120x600
banner 468x60

Bukittinggi, Sumateradaily.com– Dari pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan rapat koordinasi lintas sektoral, akhirnya Status Siaga Darurat Gunung Api Marapi di Kabupaten Agam Sumbar di perpanjang hingga 25 Feeebruari 2024 mendatang.

Pemberlakuan status siaga darurat Gunung Api Marapi yang merupakan gunung berapi paling aktif di sumatera itu mulai hari ini Kamis 25 Januari 2024 hingga 25 Februari 2024 mendatang.

banner 325x300

“Setelah mendengarkan penjelasan PVMBG dan hasil evaluasi bersama TNI-Polri dan tim siaga Marapi lainnya, ditetapkan perpanjangan status siaga darurat mulai Kamis 25 Januari 2024 hingga 25 Februari 2024,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Bambang Warsito di Bukittinggi, Rabu, sebagaimana dikutip dari antaranews.com, Kamis 25 Januari 2024.

Ia mengatakan rapat evaluasi diadakan di markas Kodim 0304 Agam di Kota Bukittinggi dengan materi kondisi terkini gunung Marapi yang masih mengalami erupsi hingga saat ini.

“Status siaga darurat ini menjadi yang kedua setelah penetapan awal siaga darurat 10 Januari hingga 24 Januari yang berakhir hari ini,” kata Bambang.

Ia menyebutkan tim siaga Marapi akan melakukan berbagai langkah mitigasi bencana, termasuk pelebaran jalan di jalur evakuasi.

“Pelebaran jalan segera dilakukan dengan tahapan awal kesepakatan warga daerah setempat, khususnya di Desa Bukit Batabuah. Ada 12 titik yang direncanakan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk,” kata Bambang.

Selain itu, pemkab setempat berupaya membuat penahan hulu sungai dari puncak gunung Marapi dan normalisasi aliran air ke pemukiman warga.

“Pemasangan sabo atau penahan itu sudah dikoordinasikan dengan Provinsi Sumbar,” kata dia.

Untuk warga setempat, BPBD terus menggiatkan sosialisasi pemakaian masker dan upaya simulasi di sekolah-sekolah dan pemukiman warga yang berada di sekitar radius 4,5 kilometer.

“Sosialisasi membiasakan masyarakat berisiko terkena dampak erupsi dengan selalu memakai masker, khususnya anak sekolah. Selain itu, program trauma healing terus digiatkan,” sebutnya.***

sumber:antaranews.com/editor

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *