banner 728x250

Aksi Rawat Bumi Untuk Tekan Emisi Karbon, PEPC Tanam Lebih Dari 180 ribu Pohon di Lahan Seluas 165 Hektare

banner 120x600
banner 468x60

Blitar, Sumateradaily.com – Sebagai upaya mendukung agenda global mengurangi emisi karbon, PT Pertamina EP Cepu, yang merupakan bagian dari Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina menanam 180 ribu pohon di atas lahan seluas 165 hektar di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat (23/8/2024) ini juga bentuk komitmen PEPC dalam memenuhi kewajiban penggunaan kawasan hutan atas pembangunan fasilitas proyek pengembangan gas lapangan unitisasi Jambaran Tiung Biru, yang diatur dalam Permen KLHK No. 7/2021 tentang Perencanaan Kehutanan, Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan, Serta Penggunaan Kawasan Hutan.

banner 325x300

Penanaman kembali berupa Pohon Pinus, Balsa, Alpukat, Nangka, Sukun, Petai dan Trembesi dengan penggunaan polybag ramah lingkungan sebagai media persemaian dan percepatan penanaman dengan teknologi hydrogel sehingga tanaman tetap bertahan di musim kemarau.

Selain bekerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rimba Kawi Mulyo Desa Pijombo untuk pemanfaatan pupuk dari ternak warga, Blitar, PEPC juga melakukan pendampingan program pemberdayaan kelompok masyarakat Masyarakat Peduli Api untuk menjaga risiko kebakaran hutan.

Kegiatan penanaman tersebut antara lain dihadiri oleh Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dyah Murtiningsih, Bupati Blitar yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Krisna Triatmanto bersama forkopimda, Komisaris Utama PEPC Taufan Hunneman, Direktur Utama PEPC Muhamad Arifin, dan Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi Arya Dwi Paramita,. Penanaman juga diramaikan oleh lebih dari 100 perwira dan siswa sekolah yang berada di sekitar wilayah penanaman.

Dalam sambutannya, Dyah Murtiningsih menyebutkan bahwa kondisi bumi saat ini sudah sangat memprihatinkan akibat kegiatan manusia yang tidak bijak dalam mengelola alam.

Hal ini kemudian menimbulkan dampak perubahan iklim yang menyebabkan berbagai bencana. Para pemimpin dunia dalam Paris Agreement sepakat menurunkan emisi sebagai salah satu penyebab terbesar dalam perubahan iklim.

Indonesia memiliki target pengurangan emisi gas rumah kaca yang ditetapkan dalam Nationally Determined Contributions (NDC) sebesar 32% dengan upaya sendiri dan 42% dengan dukungan internasional.

“Target ini tidak akan mungkin dapat dicapai tanpa kolaborasi dari berbagai pihak, yakni pemerintah pusat, daerah, swasta maupun masyarakat. Hari ini kita menyaksikan penanaman pohon yang dilakukan oleh Pertamina EP Cepu, sebagai upaya menekan emisi. Inilah yang saya sebut sebagai Collaboration for Sustainability, semua bergandeng tangan melakukan aksi kebaikan untuk bumi dan generasi mendatang,” ujar Dyah.

Lebih lanjut Dyah menjelaskan bahwa saat ini kondisi lingkungan di Indonesia sangat memprihatinkan dengan 12,7 juta hektare lahan kritis yang berdampak adanya banjir dan tanah longsor.

“Melalui kewajiban PPKH untuk perusahaan, kami berharap lahan kritis ini dapat berkurang. Di sisi lain masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi yang begitu besar dari tanaman ini, tolong dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Muhamad Arifin mengatakan kegiatan penanaman ini merupakan cerminan dari prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) yang menjadi dasar perusahaan dalam menjalankan operasi dan produksi minyak dan gas bumi.

“Sekaligus menjadi komitmen berkontribusi dalam kinerja keberlanjutan dengan menurunkan emisi karbon dan memperbaiki kualitas lingkungan, mematuhi aturan yang berlaku dan menyejahterakan masyarakat lokal,” tutur Arifin.

Arifin menjelaskan bahwa sektor hulu migas memegang peranan penting untuk program pengurangan emisi. Dia menjelaskan bahwa sepanjang 2023, Regional Indonesia Timur telah melakukan sekitar 25 inovasi di operasi kami yang berhasil menurunkan emisi hingga 76.467 ton C02 eq.

“Kami juga telah menerapkan teknologi CCUS di Lapangan Sukowati yang saat ini sudah berhasil di fase awal yakni huff and puff, yang merupakan tahap pertama sebelum fase CO2 interwell injection dan CO2 injection full scale,” ujarnya.

Penanaman pohon kali ini merupakan penanaman pohon dengan jumlah terbesar dan wilayah terluas di wilayah Regional Indonesia Timur. Pada 2023, Regional Indonesia Timur telah melakukan penanaman sekitar 28 ribu bibit di berbagai lokasi penanaman.

Program penanaman ini berkontribusi terhadap agenda internasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) utamanya tujuan 13 Penanganan Perubahan Iklim, tujuan 15 Ekosistem Darat, tujuan 8 Pekerjaan Yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi dan tujuan 17 yakni Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

“Aksi penanaman pohon tidak hanya berhenti sampai disini. Dalam waktu dekat kami akan melakukan kegiatan penanaman di Cianjur, Jawa Barat seluas 125 hektare dan di Sorong Papua Barat seluas 130 hektare,” imbuh Arifin.

Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina merupakan pengelola hulu migas yang secara geografi tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua yang terdiri dari asset offshore dan onshore.

Wilayah kerja di bawah Regional Indonesia Timur yaitu Zona 11 (Alas Dara Kemuning, Cepu, WMO, Randugunting, Sukowati, Poleng, Tuban East Java), Zona 12 (Jambaran Tiung Biru, Banyu Urip), Zona 13 (Donggi Matindok, Senoro Toili, Makasar Strait), dan Zona 14 (Papua, Salawati, Kepala Burung, Babar Selaru, Semai).***

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *