banner 728x250

Dekat dengan Masyarakat Adat, Brigjen Pardosi Tuai Apresiasi dari Tokoh Papua

Dekat dengan Masyarakat Adat, Brigjen Pardosi Tuai Apresiasi dari Tokoh Papua/smsi

SUMATERADAILY.COM – Kinerja Brigjen TNI Marinir F.J.H Pardosi sebagai Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) X/Jayapura menuai pujian dari berbagai elemen masyarakat Papua.

Kepemimpinannya dinilai membawa pendekatan baru yang lebih humanis, terbuka, dan berakar pada kearifan lokal. Mulai dari sinergi dengan masyarakat adat, partisipasi aktif dalam kegiatan sosial, hingga menjaga stabilitas kawasan maritim dengan pendekatan budaya dan edukatif.

banner 325x300

Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua, Nerlince Wamuar, SE., M.Pd., menyebut hubungan Lantamal X dengan masyarakat adat berjalan sangat baik. Bahkan, menurutnya, Brigjen Pardosi adalah pemimpin yang tidak berjarak.

“Beliau hebat, sebagai orang nomor satu di Lantamal X, mau datang langsung ke kantor MRP. Itu suatu kehormatan bagi kami. Hubungan kami jadi sangat baik sejak saat itu,” ujar Nerlince, Rabu (9/7).

Ia menambahkan, Brigjen Pardosi sangat dekat dengan masyarakat adat, tidak hanya dalam bentuk komunikasi, tapi juga keterlibatan langsung dalam kegiatan seperti penanaman mangrove, penanaman jagung, serta aksi bersih sungai dan pantai.

Yang paling membanggakan, kata Nerlince, adalah inisiatif Brigjen Pardosi yang mengusulkan penggunaan nama lokal untuk Lantamal Jayapura, menggantikan istilah berbahasa Sanskerta.

“Itu sangat luar biasa. Beliau punya keberpihakan pada kearifan lokal,” tambahnya.

Apresiasi serupa disampaikan oleh tokoh adat Papua, Melly Auwy. Ia menilai Brigjen Pardosi pantas diberi penghargaan atas kedekatannya dengan masyarakat adat.

“Saya sendiri ikut melihat bagaimana beliau duduk bersama para-para adat, berdiskusi dan mendengarkan dengan hati. Itu bukan hal yang biasa dilakukan pemimpin militer,” ungkap Melly.

Melly menambahkan, masyarakat adat merasa lebih dihargai dan dilibatkan. Ia berharap komunikasi yang telah terjalin terus dipertahankan dan diperkuat untuk masa depan yang lebih baik.

“Kehadiran Brigjen Pardosi diterima alam Papua, para leluhur, dan diberkati Tuhan,” pungkasnya.

Sementara itu, dari sisi analisis strategis, Dr. Laus Rumayon, Ketua Analisis Papua Strategis dan dosen FISIP Universitas Cenderawasih, menilai pendekatan Brigjen Pardosi dalam menjaga stabilitas kawasan maritim sangat tepat.

“Pendekatan beliau tidak hanya bersifat kewilayahan, tapi juga menyentuh sisi antropologis dan sosiologis. Ia membangun stabilitas melalui pemberdayaan masyarakat pesisir dan budaya maritim,” jelasnya.

Menurut Laus, pendekatan yang digunakan Lantamal X mencerminkan sinergi antara kekuatan militer dan nilai-nilai kemanusiaan. Ia juga menyoroti peningkatan kerja sama antara Lantamal X dan masyarakat sipil serta lembaga pendidikan, termasuk dalam edukasi lingkungan dan pelestarian laut.

“Kepemimpinan Brigjen Pardosi termasuk dalam kategori partisipatif. Ia bukan tipe pemimpin yang hanya memberi perintah, tapi mau mendengar dan melibatkan semua pihak dalam mencari solusi bersama,” ujarnya.

Mendukung Program Pemerintah Daerah dan Nasional

Dalam konteks mendukung program pemerintah daerah di Kota Jayapura, Brigjen Pardosi telah menginisiasi sejumlah program kolaboratif antara Lantamal X dan Pemda, seperti:

Kampung Pelangi, bagian dari gerakan Kampung Bahari Nasional, yang meningkatkan potensi wisata Kampung Tobati, Enggros, dan Kayu Pulo.

Edukasi publik melalui seminar kemaritiman dan kesehatan laut, bekerja sama dengan para pakar bidang kesehatan.

Festival budaya dan olahraga perairan seperti renang laut, lomba perahu tradisional, festival kuliner laut, serta lomba foto bawah laut, yang semuanya bertujuan menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir Teluk Humbolt.

Tidak hanya itu, Lantamal X di bawah komando Brigjen Pardosi juga menjalin kerja sama dengan Duta Besar Seychelles untuk ASEAN, Bapak Nico Barito, dalam mengintegrasikan program Kampung Bahari Nusantara (KBN) dengan konsep Blue Natural Capital yang menjadi bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Program ini mencakup:

Perekonomian: Budidaya ikan laut dan air tawar melalui sistem keramba jaring apung.

Ketahanan lingkungan: Edukasi dan praktik pelestarian ekosistem bahari, sejalan dengan konsep pertahanan non-militer.

Seluruh inisiatif ini sejalan dengan arahan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, serta merupakan bagian dari pelaksanaan program ASTA CITA Presiden RI Prabowo Subianto: Memantapkan Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara serta Mendorong Kemandirian Bangsa melalui Swasembada Pangan, Energi, Air, serta Penguatan Ekonomi Biru dan Hijau.

Dengan pendekatan menyeluruh ini, Brigjen TNI Marinir F.J.H Pardosi dinilai tidak hanya menjalankan peran sebagai pemimpin militer, tetapi juga sebagai pelayan masyarakat dan penggerak perubahan sosial di tanah Papua.

Harapan Masyarakat Papua: Tetaplah Lebih Lama

Seiring dengan pujian yang diberikan, masyarakat adat dan tokoh Papua juga menyuarakan harapan agar Brigjen Pardosi dapat bertugas lebih lama di Bumi Cenderawasih.

“Kami belum puas dengan kepemimpinan beliau. Baru sebentar, tapi dampaknya sudah begitu besar. Kalau bisa, jangan cepat dipindahkan,” ujar Melly Auwy.

Hal senada diungkapkan Nerlince Wamuar yang menilai kehadiran Brigjen Pardosi telah menciptakan iklim saling percaya antara institusi militer dan masyarakat.

“Kalau semua pemimpin seperti beliau, Papua akan damai dan maju. Kami berharap negara memberi waktu lebih lama bagi beliau untuk menuntaskan semua program baik ini,” tutupnya. ***

smsi/

banner 325x300
banner 325x300