SUMATERADAILY.COM – Untuk kedua kalinya, Nina Nugroho desainer papan atas mendesain seragam pengurus FORWAN. Kali ini Wanita cantik asal Cirebon Jawa Barat ini tidak saja mendasin seragam untuk pengurus laki -laki tapi juga perempuan.
“Sebagai pengurus FORWAN sudah menjadi kewajiban saya untuk mendesain kemeja pengurus. FORWAN link telan menjelma menjadi organisasi wartawan besar dan terdepan. Sehingga penampilan para pengurusnya harus dijaga,” ujar Nina Nugroho kepada awak Media di Butiqnya di Transmart Cibubur Harjamukti Cimanggis Depok.
Menurut Nina Nugroho FORWAN bukan lagi organisasi papan nama tanpa karyawan, tapi organisasi yang terus berkarya dengan inovasi yang terbarukan dan mengagetkan industri hiburan.
“Contohnya menggelar diskusi publik seputar perempuan hebat di industri musik dan film dengan menghadirkan tokoh musik sekaliber eyang Titiek Puspa dan Ibu Niniek L Karim. Hebatnya kedua tokoh perempuan hebat tersebut hadir di dua tempat berbeda. Di Museum Tanah Bogor dan Barock Cafe, Jakarta. Hebat’,” kata Nina Nugroho berapi-api.
Tidak mudah, kata Nina Nugroho menambahkan bisa menghadirkan tokoh musik dan film yang sudah sepuh. “Dan FORWAN bisa, ini yang membuat saya bersemangat bergabung dan mendesain seragam FORWAN,” tandasnya
Yang membuat Nina takjub dengan kinerja FORWAN, dengan keterbatasan dana bisa menggelar Anugerah Kartini Musik dan Film 29 April 2025.
“Saya dengar dari teman-teman panitia dengan biaya minimalis, bisa menggelar event spektakuler. Ini bukan pekerjaan mudah, tapi dengan komitmennya FORWAN bisa membuat penghargaan kebanggaan insan musik, film dan wartawan” ujarnya.
Kembali ke soal seragam baru pengurus FORWAN periode 2026-2029 yang tetap dengan warna hitam dan merah yang dipadukan dengan tenun Baduy yang elegan.
“Filosofi tenun Baduy sangat kaya dan mendalam, mencerminkan nilai-nilai adat dan kepercayaan Suku Baduy. Berikut beberapa aspek penting dari filosofi tenun Baduy.”
Nina Nugroho memaparkan tentang filosofi yang terkandung pada tenun Baduy. Kesederhanaan dan Apa Adanya: Motif tenun Baduy cenderung sederhana, berupa garis-garis lurus atau menyilang, mencerminkan filosofi hidup yang apa adanya dan tidak berlebihan.
Selain itu, tentang Keseimbangan Alam dan Manusi: Tenun Baduy terinspirasi dari alam dan kehidupan sehari-hari, menggambarkan keseimbangan antara manusia dan lingkungan sekitarnya.
Identitas dan Simbol Nilai-Nilai Adat. Kain tenun Baduy bukan hanya sebagai pakaian, tetapi juga sebagai simbol identitas dan nilai-nilai adat yang dijunjung tinggi oleh Suku Baduy.
Dalam keseluruhan, filosofi tenun Baduy mencerminkan kehidupan harmonis antara manusia dan alam, serta nilai-nilai adat yang kuat dan berkelanjutan.
Filosofi Tenun Baduy senada dengan semangat FORWAN sebagai sebuah organisasi yang sarat akan nilai-nilai kebersamaan dan senantiasa menjaga keseimbangan dalam interaksi antar anggotanya sehingga tercipta harmonisasi yang diilustrasikan oleh sosok ketua umum yang sangat bersahaja namun sarat akan karya.
FORWAN adalah salah satu yang membesarkan brand NN, bisa dibilang kita tumbuh bersama, semangat inilah yang menyatukan NN dan FORWAN, sehingga dalam setiap dinamikanya kami selalu menjadi partner seimbang menjalin kerjasama yang simbiosis mutualisme dalam menjalankan peran dan kewajiban. Tanpa paksaan apalagi dakwaan.
Ketulusan saling membangun dan memberi menyentuh hati saya sehingga saya pribadi sangat senang ketika diminta oleh FORWAN untuk menjadi salah satu dewan kehormatan. Dan dalam kapasitas profesi saya, maka saya merasa perlu mengkomunikasikan citra diri anggota FORWAN melalui seragam.
Sehingga baik buruknya FORWAN dapat dipertanggungjawabkan bukan hanya oleh organisasi namun oleh semua pengurusnya melalui seragam yang digunakannya, karena seragam juga membantu siapapun dalam melakukan identifikasi. Dari sini harapannya akan tumbuh karakter saling menjaga dan menumbuhkan. ***
(F-0ne)