banner 728x250

Direktur HSI: Kualifikasi Kepala BIN, Menjaga Sinergi Nasional dalam Menghadapi Tantangan Global

banner 120x600
banner 468x60

SUMATERADAILY.COM, JAKARTA- Direktur Eksekutif Human Studies Institute (HSI), Rasminto, memberikan pandangannya mengenai penunjukan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang baru, Letjen Purn M. Herindra, dengan latar belakang militer.

Menurut Rasminto, pemilihan Kepala BIN seharusnya tidak hanya dilihat dari latar belakang institusi, tetapi juga dari integritas, kapabilitas, dan pengalaman strategis dalam menghadapi tantangan intelijen yang semakin kompleks.

banner 325x300

“Siapapun yang menjabat sebagai Kepala BIN, baik dari kalangan militer, Polri, atau sipil, harus memiliki integritas, kapasitas, serta kemampuan manajerial dan kepemimpinan. Ini merupakan syarat mutlak untuk menjalankan tugas intelijen,” jelas Rasminto dalam wawancara pada Rabu (8/1).

Rasminto menilai, meskipun Letjen Purn M. Herindra memiliki keunggulan dalam membangun sinergi dengan TNI-Polri sebagai mitra utama BIN, peran BIN tidak hanya terbatas pada masalah pertahanan. Isu-isu non-militer seperti kejahatan siber, terorisme, ekonomi global, dan geopolitik juga menjadi bagian penting dari tanggung jawab BIN.

“Seorang Kepala BIN harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai lembaga, termasuk kementerian dan instansi yang memiliki fungsi intelijen. Tugas ini sangat multidimensi dan membutuhkan keterampilan lebih dari sekedar pengalaman militer,” ungkap Rasminto.

Terkait penunjukan Letjen Purn M. Herindra, Rasminto menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki pertimbangan strategis yang matang. Dengan pengalaman yang luas di TNI, termasuk sebagai Danjen Kopassus, Pangdam Siliwangi, hingga Wakil Menteri Pertahanan, Herindra dinilai memiliki potensi untuk memimpin BIN dengan baik.

Namun, Rasminto menegaskan bahwa keberhasilan BIN tidak bergantung pada latar belakang institusi pemimpin, melainkan pada kemampuan untuk memahami dan mengelola tantangan yang bersifat lintas sektor dan disiplin.

“Isu seperti ancaman siber, stabilitas ekonomi, dan pergeseran geopolitik global membutuhkan pendekatan intelijen yang holistik. Seorang Kepala BIN harus mampu beradaptasi dengan tantangan non-militer ini,” tegas Rasminto.

Rasminto juga mengingatkan bahwa Kepala BIN harus menjaga kepercayaan penuh dari Presiden untuk memastikan efektivitas fungsi BIN, terutama dalam menghadapi dinamika politik dan keamanan yang terus berkembang.

“Saya optimistis, dengan pengalaman yang dimiliki Letjen Purn M. Herindra, BIN dapat menjadi institusi yang adaptif dan inovatif. Namun, fokus ke depan harus tetap pada membangun sinergi lintas sektor dan merumuskan strategi intelijen yang sesuai dengan kebutuhan bangsa di era modern,” tutup Rasminto. ***

(byl)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *