Oleh : Dr. Fahmi Rasid (Dosen UM. Jambi, Sekretaris Pusdiklat LAM Prov. Jambi)
BAYANGKAN jika SAUDARA-ku setiap malam harus tidur di rumah yang atapnya bocor, dindingnya reyot, lantainya tanah, dan tanpa sanitasi yang layak.
Itulah kenyataan yang dihadapi oleh ribuan keluarga di Provinsi Jambi sebelum mereka mendapatkan bantuan dari Program Bedah Rumah.
Untungnya, sejak beberapa tahun terakhir, Pemerintah Provinsi Jambi melalui program ini telah melakukan langkah nyata dan menyentuh langsung kebutuhan dasar Masyarakat, yakni tempat tinggal yang layak.
Ini bukan soal membangun tembok atau mengganti atap semata, tapi tentang mengembalikan harga diri dan harapan hidup banyak keluarga.
Banyak penerima manfaat mengaku, setelah rumah mereka dibedah, semangat hidup mereka tumbuh kembali. Ibu-ibu bisa lebih nyaman memasak, anak-anak bisa belajar dengan tenang, dan kesehatan keluarga pun membaik karena rumah jadi bersih dan ventilasi lancar.
Apa yang dirasakan warga ini sejalan dengan pandangan ahli ekonomi peraih Nobel, Amartya Sen, yang menyebut bahwa : “pembangunan harus dimulai dari memperluas kebebasan manusia untuk menjalani hidup yang lebih bermakna”. Dan memiliki rumah yang layak adalah salah satu bentuk kebebasan itu.
Pemerintah Provinsi Jambi melalui Visi : Mewujudkan Jambi Mantap Berdaya Saing dan Berkelanjutan 2025–2029, telah menempatkan dimensi keadilan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat sebagai prioritas utama.
Salah satu program nyata yang mencerminkan hal tersebut adalah Program Bedah Rumah, yang secara langsung menyentuh kehidupan warga miskin dan rentan di negeri ini. Program Bedah Rumah bukan sekadar pembangunan fisik hunian.
Lebih dari itu, ia adalah simbol intervensi negara dalam menjamin hak dasar masyarakat atas tempat tinggal yang layak. Sebagaimana ditegaskan oleh UN-Habitat, “Housing is both a human right and a foundation for human dignity.” Rumah yang layak merupakan landasan bagi masyarakat untuk hidup sehat, produktif, dan bermartabat.
Program ini tidak hanya bicara soal infrastruktur besar atau angka pertumbuhan ekonomi, tetapi juga soal pemerataan dan keberpihakan pada rakyat kecil. Bedah Rumah adalah bukti nyata bahwa Pemerintah Provinsi Jambi di bawah komando Gubernur Dr.H. Al Haris,.S.Sos,.MH. program ini benar-benar hadir untuk rakyat yang membutuhkan, memberi efek domino, keluarga sehat, anak-anak berprestasi, lingkungan jadi lebih rapi, dan masyarakat lebih semangat menjalani hidup.
Di situlah daya saing daerah mulai tumbuh dari akar rumput. Sebagai contoh, keluarga yang sebelumnya tinggal di rumah tidak layak huni kini mendapatkan kondisi tempat tinggal yang sehat, aman, dan manusiawi. Efek lanjutannya adalah meningkatnya kualitas kesehatan, menurunnya risiko penyakit akibat lingkungan (seperti ISPA dan diare), serta meningkatnya motivasi anak-anak untuk belajar karena mereka memiliki ruang yang lebih kondusif.
Penelitian dari World Bank (2020) menunjukkan bahwa perbaikan hunian berpengaruh langsung terhadap peningkatan status gizi anak, produktivitas keluarga, dan tingkat partisipasi pendidikan. Dari data yang ada. Selama Periode Jambi Mantap Jilid I seperti data yang disampaikan Dinas terkait yaitu Dinas PUPR dibawah Komando Bapak MUZAKIR,.M.Si selaku Kepala Dinas, Di Provinsi Jambi data penerima manfaat Program Bedah Rumah disampaikan Rekapitulasi total bedah rumah Provinsi Jambi : Tahun 2022 : 596 unit x 20 Juta = 11.920 Milyar, Tahun 2023 : 559 unit x 20 Juta = 11.180 Milyar, Tahun 2024 : 551 unit x 20 Juta = 11.020 Milyar serta untuk Tahun 2025 ini akan dilaksanakan bedah rumah sebanyak 550 unit x 20 juta dengan besar Anggaran 11 Milyar, sehingga dapat ditotalkan mulai dari tahun 2022 sampai dengan tahun 2025 masyarakat telah terbantu dengan program ini sebanyak = 2.256 (dua ribu dua ratus lima puluh enam) unit rumah yang telah dan akan di Bedah.
Kemudian disampaikan juga bahwa program ini sudah masuk dalam rangkaian RPJMD Provinsi Jambi 2025-2029, andaikan saja program ini berkelanjutan sampai dengan tahun 2030 maka dapat di total Masyarakat terbantu rumahnya dibedah mencapai angka sebanyak 2.500 Rumah, dan apabila diakumulasikan Periode pertama dan periode kedua Jambi Mantap maka jumlah keseluruhan Rumah Masyarakat yang dibantu melalui program ini berjumlah sebanyak 4.756 Rumah.
Disisi lain tentunya, Pemerintah Daerah perlu untuk menghubungkan program ini dengan pelatihan kerja, akses modal usaha, dan pendampingan sosial agar masyarakat benar-benar bangkit. Rumah yang baik akan sia-sia kalau penghuninya tetap terjebak dalam kemiskinan tanpa jalan keluar.
Sebagaimana dikatakan tokoh pembangunan nasional Prof. Emil Salim : “Pembangunan bukanlah soal membangun gedung, tapi membangun manusia.” Maka, rumah yang baik harus menjadi batu loncatan untuk kehidupan yang lebih baik pula. Keberlanjutan dalam konteks ini bukan hanya menyangkut lingkungan, tetapi juga menyangkut sustainability of welfare.
Program semacam ini perlu terus dipantau dan dilengkapi dengan pelatihan keterampilan, akses ke pekerjaan produktif, serta integrasi ke dalam program pemberdayaan lainnya. Jika ini dilakukan, maka bedah rumah bukan hanya menciptakan rumah yang layak, tetapi menciptakan hidup yang lebih layak.
Program Bedah Rumah di Provinsi Jambi telah membuktikan bahwa pembangunan yang menyentuh langsung masyarakat kecil adalah pembangunan yang paling bermakna. Ini bukan soal jumlah anggaran, tapi soal keberanian dan kemauan untuk memanusiakan manusia.
Dengan terus memperluas jangkauan program ini dan meng-integrasikannya dengan program pemberdayaan lain, Jambi akan benar-benar menjadi provinsi yang berdaya saing dan berkelanjutan sebagaimana visi besar yang sedang dibangun bersama.
Hal ini juga merupakan manifestasi konkret dari visi Jambi Mantap Berdaya Saing dan Berkelanjutan 2025–2029. yang menjawab kebutuhan dasar masyarakat, memperkuat modal sosial, serta menjadi katalisator daya saing daerah yang sejati. Dengan komitmen yang terus dijaga, dan pengelolaan yang akuntabel, program ini akan menjadi investasi sosial yang berdampak jangka panjang bagi Provinsi Jambi.
Pada akhirnya program bedah rumah bukan hanya merupakan program fisik semata, namun lebih dari itu sebagai Pembangunan yang bermartabat, Ketika atap yang bocor diganti, yang diperbaiki bukan hanya gentengnya saja melainkan juga rasa aman sebuah keluarga, Ketika lantai rumah diratakan, yang ditegakkan adalah harga diri warga yang selama ini hidup dalam keterbatasan, ini lah bentuk wujud dari kehadiran pemerintah dan pemimpin yang peduli akan kehidupan rakyatnya.
Melalui semangat Jambi Mantap kita menyaksikan bahwa keberpihakan kepada rakyat kecil bukan hanya slogan biasa, melainkan Tindakan nyata yang dilakukan dan itu pun turut dirasakan oleh Masyarakat yang membutuhkan.
Semoga program ini berlanjut sampai pada tahun 2030, karena setiap rumah yang diperbaiki adalah sebuah harapan yang di-PULIHKAN. Sebagai penutup saya mengajak kita semua pejabat publik, tokoh masyarakat, hingga generasi muda untuk tidak memandang program bedah rumah ini sebatas angka dalam laporan atau proyek yang selesai diresmikan. Lihatlah lebih dalam : setiap rumah yang dibedah adalah tempat tumbuhnya masa depan anak-anak kita, tempat kakek-nenek beristirahat dengan tenang, dan tempat di mana cinta serta rasa syukur bersemi.
PENULIS : Jangan pernah lelah untuk peduli, karena di balik rumah yang layak, tumbuh masyarakat yang kuat, dan di sanalah fondasi JAMBI MANTAP dibangun dengan hati, dengan empati, dan dengan komitmen nyata.