Oleh: Letkol Purn Firdaus
HIDUP manusia sering kali disamakan dengan panggung sandiwara, sebuah metafora yang mendalam menggambarkan kompleksitas dan dinamika kehidupan. Seperti dalam teater, setiap individu memainkan peran uniknya dalam sebuah drama yang terus berubah, dengan plot yang tak terduga, karakter yang beragam, dan konflik yang menguji.
Seperti dalam sandiwara, setiap orang dalam kehidupan ini memainkan perannya sendiri. Ada yang berperan sebagai protagonis, pahlawan dalam kisahnya sendiri, sementara yang lain mungkin menjadi antagonis atau bahkan pemeran pendukung yang memberikan warna tersendiri dalam cerita kehidupan.
Setiap kisah hidup tak luput dari konflik. Konflik di sini bukanlah sesuatu yang selalu negatif, namun sebagai elemen yang mendukung perkembangan karakter dan cerita. Tanpa konflik, kehidupan akan terasa datar dan tanpa tantangan yang membangun.
Seperti panggung yang dipenuhi dengan berbagai emosi, kehidupan juga penuh dengan drama dan perasaan. Ada kegembiraan, kesedihan, kekecewaan, dan harapan yang terus bergulir seperti alur cerita dalam teater.
Metafora panggung sandiwara mengajarkan kita untuk menerima peran dan tantangan yang ada dalam hidup. Kita belajar untuk menghargai setiap momen, baik suka maupun duka, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan kehidupan.
Terkadang kita menjadi penonton, menyaksikan drama kehidupan orang lain dengan segala liku-likunya. Namun, pada saat lain, kita menjadi pelaku utama dalam kisah kita sendiri, menghadapi ujian dan membangun narasi yang akan terus dikenang.
Panggung sandiwara bukan sekadar metafora kosong; ia mencerminkan kehidupan yang dinamis dan kompleks. Dalam setiap adegannya, kita dapat menemukan makna dan pelajaran berharga.
Sebagai penulis dan sutradara cerita hidup kita sendiri, mari kita pahami bahwa setiap pertunjukan, baik besar maupun kecil, memiliki arti yang mendalam dalam membentuk siapa kita sebenarnya.
So..yang paling penting kita harus menjalani, menikmati dan mensyukuri setiap episode peran kita. ***
