banner 728x250
OPINI  

MJUGGp, TNKS, dan Candi Muaro Jambi sebagai Pilar Utama Destinasi Pariwisata Berkelanjutan

Yulfi Alfikri Noer S.IP., M.AP/Akademisi UIN STS Jambi

Oleh: Yulfi Alfikri Noer S. IP., M.AP
Akademisi UIN STS Jambi

PROVINSI Jambi kaya akan alam dan budaya, dengan Merangin Jambi UNESCO Global Geopark (MJUGGp), Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), dan Candi Muaro Jambi sebagai tiga pilar pembangunan berkelanjutan.

banner 325x300

Ketiganya menjadi sumber daya utama pariwisata berbasis konservasi dan edukasi, penggerak ekonomi lokal, serta simbol identitas budaya.

Jalur wisata tematik yang menggabungkan warisan geologi, ekologi, dan budaya menghadirkan pengalaman terpadu dari geologi purba, keanekaragaman hayati, hingga sejarah klasik, sekaligus mendorong keterlibatan masyarakat dalam pelestarian dan pengelolaan sumber daya.

  1. Merangin Jambi UNESCO Global Geopark (MJUGGp): Warisan Geologi Purba dan Penggerak Ekonomi Lokal

Merangin Jambi UNESCO Global Geopark (MJUGGp) merupakan entitas geowisata strategis yang diakui secara internasional sejak tahun 2023. Geopark ini terletak di jalur tektonik aktif Sesar Sumatera sepanjang ±1.900 km.
Kawasan MJUGGp meliputi geosite dengan nilai ilmiah tinggi, seperti formasi batugamping Formasi Peneta berumur ±140 juta tahun dan fosil kayu Araucarioxylon sp. dari periode Permian, yang merupakan temuan langka di Asia Tenggara.

Secara geopolitik dan geoekonomi, MJUGGp memiliki peran ganda sebagai laboratorium geosains tropis dan sebagai katalis penguatan ekonomi lokal melalui pengembangan ekowisata berkelanjutan.

Kawasan ini merepresentasikan warisan geologi purba sekaligus memadukan aspek ekologi, sosial-budaya, dan ekonomi lokal. Di dalamnya terdapat empat geosite MJUGGp di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Danau Pauh, Fumarol Grao Sakti, Danau Depati Empat, serta Kawah Kumbang dan Kawah Mabuk yang menampilkan fenomena geologis aktif seperti geotermal, vulkanisme, dan danau kaldera, menjadikannya laboratorium alam geosains tropis (UNESCO, 2023).

Secara tektonik, MJUGGp-Kerinci berada di segmen aktif Sesar Sumatera (segmen Dikit dan Kerinci/sub-segmen Siulak) yang membentuk topografi patahan terjal dan pola drainase kompleks, sehingga rawan gempa namun penting bagi studi geodinamika regional (Simandjuntak, 1993; PVMBG, 2021).

Salah satu kekayaan geologi yang luar biasa adalah formasi batugamping dari Formasi Peneta yang berumur sekitar 140 juta tahun (zaman Kapur Awal). Batuan ini tersebar di Merangin dan Kerinci dan telah mengalami proses karstifikasi alami yang membentuk gua-gua purba yang masih aktif.

Formasi ini merupakan bukti sejarah bumi prasejarah dan berpotensi untuk riset speleologi serta pengembangan geowisata edukatif (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2021).

Fosil kayu Araucarioxylon sp. dari zaman Permian (±300 juta tahun lalu) yang ditemukan di Merangin menjadi warisan geologi global karena merupakan satu-satunya temuan sejenis di Asia Tenggara (Geological Agency Indonesia, 2022).

Dari sisi budaya, kawasan ini memiliki lebih dari 80 situs megalitik seperti batu silindrik dan batu berdiri yang tersebar di Merangin dan Kerinci, terkait ritus kuno dan jalur komunikasi lintas wilayah sejak ribuan tahun lalu (BPCB Jambi, 2022).

Secara ekonomi, masyarakat setempat mayoritas bergerak di pertanian dan perkebunan, dengan kopi arabika Kerinci (15.620 ha, bersertifikat Indikasi Geografis sejak 2017) dan kopi robusta Merangin (12.300 ha) sebagai komoditas utama (BPS Jambi, 2024). Destinasi alam seperti Gunung Kerinci (3.805 mdpl), Rawa Bento, Gunung Masurai, dan Geopark Fossil Forest menjadi penopang ekonomi berbasis konservasi dan edukasi.

Keberlanjutan MJUGGp sangat bergantung pada peran aktif Pemerintah Kabupaten Merangin sebagai pengelola wilayah inti geopark. Pemerintah berperan sebagai pengarah kebijakan, koordinator lintas sektor, dan motor penggerak ekonomi lokal berbasis potensi geopark, dengan dukungan anggaran Rp7,2 miliar pada 2023, naik 18% dari tahun sebelumnya untuk konservasi, infrastruktur, SDM, dan promosi.

Kolaborasi dijalin dengan UNESCO Global Geoparks Network, Badan Geologi KESDM, dan BRIN untuk riset, pemetaan, dan konservasi, serta melalui program Geopark untuk Desa yang mengintegrasikan pengelolaan geosite dengan desa wisata berbasis ekonomi kreatif.

Dukungan ini menjadikan MJUGGp bukan sekadar kawasan konservasi, tetapi instrumen pembangunan berkelanjutan yang meningkatkan PAD, membuka lapangan kerja, dan memperkuat identitas budaya. Tanpa keberlanjutan kebijakan, pendanaan, dan pengawasan, potensi MJUGGp terancam stagnasi atau degradasi, termasuk maraknya penambangan emas tanpa izin (PETI) di Kabupaten Merangin.

  1. Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) sebagai Aspiring Geopark Nasional

TNKS menjadi kawasan konservasi yang kaya akan keanekaragaman hayati dan geologi, juga sebagai wilayah yang berpotensi menjadi aspiring geopark nasional.
Empat geosite utama merupakan sebaran dari situs MJUGGp yang berada di komplek Masurai yaitu, Danau Pauh, Fumarol Grao Sakti, Danau Depati Empat, dan Kawah Kumbang serta Kawah Mabuk menawarkan fenomena geologi aktif yang menjadi daya tarik wisata alam edukatif dan laboratorium alam terbuka.

Kerinci dan Merangin menyimpan lebih dari 80 situs batu megalitik yang mencerminkan ritus kuno dan jalur komunikasi budaya lintas wilayah (BPCB Jambi, 2022). Namun, TNKS terancam perambahan hutan yang mengganggu kelestarian ekosistemnya, sehingga pengawasan ketat mutlak diperlukan.

Secara ekonomi, masyarakat setempat mengandalkan pertanian dan perkebunan dengan komoditas unggulan seperti kopi dan kayu manis. Kawasan wisata alam seperti Gunung Kerinci dan Rawa Bento juga menjadi penggerak ekonomi lokal berbasis pariwisata berkelanjutan.

  1. Candi Muarojambi: Pusat Ilmu Pengetahuan dan Peradaban Klasik Asia Tenggara

Kompleks percandian Muaro Jambi adalah yang terluas di Asia Tenggara (±3.981 ha) dan menjadi pusat pendidikan agama Buddha pada abad 7–14 M (BPCB Jambi, 2023).

Letaknya di jalur perdagangan kuno Sungai Batanghari mengindikasikan adanya konektivitas sejarah antara pusat peradaban ini dengan daerah pedalaman seperti Kerinci dan Merangin. Hal ini didukung temuan artefak dan jalur kuno yang menghubungkan dataran tinggi dengan pesisir timur Sumatra.

Candi Muarojambi, berfungsi sebagai pusat ilmu pengetahuan dan peradaban klasik pada abad ke-7 hingga ke-14 Masehi. Kompleks ini menjadi ikon budaya sekaligus pusat penelitian arkeologi yang menggambarkan sistem sosial, kepercayaan, dan teknologi masa lalu, menjadi simbol identitas masyarakat Jambi.

Namun, kelestarian Candi Muarojambi terancam oleh aktivitas industri batubara, terutama praktik penumpukan (stockpile) yang sembarangan dan industri sawit. Selama lebih dari satu dekade, aktivitas ini menjamur di zona inti Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional (KCBN), terutama di Desa Muara Jambi, Tebat Patah, dan Kemingking Dalam.

Dampaknya berupa kerusakan struktur candi dan pencemaran kesakralan lanskap budaya yang merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas situs.

Keberadaan Candi Muaro Jambi melengkapi kekayaan alam dan budaya Jambi, yang secara terpadu dapat menjadi modal utama pembangunan berkelanjutan dan pengembangan pariwisata terpadu di masa depan.

Sebagai bagian integral dari kekayaan tersebut, ketiga pilar ini saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain dalam upaya membangun pariwisata berkelanjutan yang tidak hanya menjaga kelestarian alam dan budaya, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara menyeluruh.

Dengan integrasi antara MJUGGp, TNKS, dan Candi Muaro Jambi, Provinsi Jambi memiliki fondasi kokoh untuk membangun pariwisata berkelanjutan yang berorientasi pada konservasi, edukasi, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Kolaborasi lintas sector melibatkan pemerintah, komunitas lokal, akademisi, pelaku usaha, dan mitra internasional akan menjadi kunci dalam menjaga kelestarian warisan geologi, ekologi, dan budaya, sekaligus memastikan manfaatnya dirasakan secara merata oleh generasi sekarang dan mendatang.

Melalui komitmen yang konsisten, inovasi pengelolaan, dan perlindungan yang tegas terhadap ancaman kerusakan lingkungan maupun budaya, Jambi berpeluang menegaskan posisinya sebagai destinasi unggulan nasional dan global yang mampu memadukan nilai sejarah, keindahan alam, dan kemakmuran masyarakat secara harmonis.

banner 325x300
banner 325x300