banner 728x250
PESONA  

Pesona Budaya TTS NTT, Molok Meto di Tana Humba

Leksi Salukh
banner 120x600
banner 468x60

Leksi Salukh (Alumnus SJK II PWI-Bogor)

SEBAGAI etnis besar, wajar jika etnis Timor tersebar di seluruh wilayah NTT. Salah satunya etnis Timor asal Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) di Tana Humba (Tanah Sumba) tepatnya di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur.
Di Waingapu dan sekitarnya, warga etnis Timor asal TTS tersebut membentuk sebuah Komunitas. Komunitas itu dibentuk pada tahun 1975 dan diberi nama Ikatan Keluarga Besar Sonaf Nekamese.

banner 325x300

Kini anggotanya sudah mencapai 426 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa berkisar antara 1.800 hingga 2.000 jiwa. Semua tersebar di 22 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sumba Timur.

Ketua Ikatan Keluarga Besar Sonaf Nekamese John Leo Jumat menjelaskan perjalanan komunitas Sonaf Nekamese dimulai pada tahun 1975 dengan anggota mula-mula didominasi oleh anggota TNI dan Polri yang bertugas di Bumi Matawai Amahu Pada Djara Hamu. Dibandingkan sekarang, demikian John, anggota komunitas terbanyak adalah masyarakat sipil.

“Setiap kali kalau bertemu orang Timor khususnya Soe, pasti kami saling sapa lalu kenalan. Selanjutnya ajak untuk bergabung dalam komunitas,” katanya.
Dalam pertemuan sebulan sekali, anggota komunitas selalu mengedepankan budaya orang Timor seperti makan siri pinang yang disimpan dalam oko mama.

“Dalam pertemuan itu kami berbicara dalam bahasa Dawan sambil masak Pen Pasu atau jagung katemak. Tujuannya agar warga TTS di perantauan harus saling bahu membahu dan saling menolong dengan saudara-saudara kami asal Sumba,” tambahnya.

Tak hanya itu, komunitas ini juga tak lupa membantu warga sekitar dalam menghadapi acara pernikahan maupun kedukaan. “Kami memang asal TTS, tapi kami sudah menjadi warga Sumba. Sehingga pasti kita saling bahu membahu. Kami juga tidak membiarkan sesama Atoin Meto dari TTS, susah sendiri,” ucap John.

Sekalipun suda berada diperantaun, menurut John, budaya Atoin Meto selalu diterapkan. Sebut saja budaya Natoni adat dan Molok Meto (berbahasa Dawan), atau mengenakan pakaian adat sebagai simbol Atoin Meto.

“Anak-anak kami latih untuk berbicara mengunakan bahasa Dawan dalam pertemuan. Sehingga budaya Atoin Meto tetap terpelihara. “Ini penting agar budaya Atoin Meto tidak terkikis seiring perkembangan zaman,” tambahnya.

Natal Bersama

Setiap tahun, Ikatan Keluarga Besar Sonaf Nekamese di Kota Waingapu, tak pernah lupa menggelar kebaktian perayaan Natal. Perayaan Natal dilakukan berpindah-pindah dari rumah anggota satu ke anggota lainnya secara bergiliran.

Pada perayaan Natal Tahun 2011 lalu, digelar di rumah Nikanor Uki. Dan tahun ini berlangsung di rumah Johanis Leo, Jumat (28/12) yang dihadiri ribuan orang.

Kebaktian Natal tahun ini mengusung Tema; “Allah mengasihi kita” dan sub tema “Dengan Natal Keluarga TTS tingkatkan pelayanan terhadap sesama umat di Bumi Matawai Amahu Pada Djara Hamu”.

Selain mendengar renungan Natal oleh Pendeta Yulius Djara, rangkaian acara Natal juga dilakukan pemberian penghargaan kepada tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, dan sesepuh Timor TTS yang menjadi peletak dasar berdirinya komunitas. ***

 

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *