SUMATERADAILY.COM, JAKARTA – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1 Sumatera Subholding Upstream Pertamina bersama Pemerintah, kembali melanjutkan program Kerja Sama Bisnis Pengelolaan Sumur Idle di Wilayah Kerja (WK) PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1 Sumatera, dengan melakukan penandatanganan kerja sama bisnis dengan 3 Mitra yang diselenggarakan di Jakarta, pada Jumat, 15 November 2024. Program ini menjadi salah satu upaya peningkatan produksi minyak dan gas (migas).
Program ini merupakan langkah optimasi produksi melalui program kerjasama reaktivasi Sumur Idle yang merupakan upaya dalam mendukung Program Pemerintah untuk pencapaian 1 Juta barel minyak per hari (BOPD) pada tahun 2030, serta sebagai perlindungan dan pengamanan aset negara dalam optimalisasi potensi cadangan minyak yang tersisa. PHR Regional 1 Sumatera telah melakukan kerja sama Bisnis Pengelolaan Sumur Idle ini sejak tahun 2023, dimana pada Batch-1 dilakukan penandatanganan dengan 2 Mitra yakni PT Usaha Soemoer Toea dan PT Putra Etam Lestari, untuk total 20 Sumur di Struktur Kampung Minyak, Struktur Banjarsari dan Struktur Arahan, berada di Pertamina EP (PEP) Limau Field, Zona 4.
Pada Batch-2 dilakukan penandatanganan pada akhir tahun 2023 dengan 6 Mitra yakni PT Aro Energi Indonesia, PT Athari Jala Megasindo, PT Indo Petro Nusantara, PT Luas Birus Utama, PT Mora Jaya Persada, dan PT Proteknik Utama, untuk total 55 Sumur, terdiri dari Struktur Ukui yang berada di PEP Lirik Field, Zona 1, Struktur Tempino, Struktur Kenali Asam, Struktur Bungin Batu, yang berada di PEP Jambi Field Zona 1. Selanjutnya, Struktur Sungai Lilin, Struktur North Kluang, yang berada di PEP Ramba Field, Zona 4. Struktur Kampung Minyak, Struktur Tanjung Lontar, yang berada di PEP Limau Field, Zona 4 dan Struktur Sukaraja, Struktur Mambang Sebasa, yang berada di PEP Pendopo Field, Zona 4.
Kini sudah masuk pada Batch-2 lanjutan, yang merupakan pengajuan peminatan dari Batch-2 sebelumnya. Pada Batch-2 Lanjutan ini dilakukan penandatanganan perjanjian dengan 3 Mitra yakni PT Bukitapit Bumi Persada, PT Jaya Barokah Energi dan PT Jimmulya Papua Energi, untuk total 28 Sumur, yang terdiri dari Struktur Kampung Minyak yang berada di PEP Limau Field, Zona 4 dan Struktur Sungai Lilin yang berada di PEP Ramba Field.
Dengan demikian jumlah Sumur yang telah dikerjasamakan dari Batch 1 hingga Batch 2 Lanjutan ini ada sebanyak 103 Sumur, yang dimana Sumur yang telah dikerjasamakan pada Batch 1 sebanyak 20 Sumur, pada Batch 2 sebanyak 55 Sumur dan Batch 2 Lanjutan sebanyak 28 Sumur.
VP Production & Operation PHR Regional 1 Sumatera, Heru Irianto, menyampaikan bahwa program ini merupakan upaya dari PHR Regional 1 Sumatera sebagai inovator dalam mengawali pelaksanaan program reaktivasi Idle Well yang telah didiskusikan lebih lanjut bersama kementerian ESDM dan SKK Migas. “Semoga kerja sama ini memberikan keuntungan yang lebih baik untuk pihak Pemerintah, Pertamina maupun Mitra. Dalam pelaksanaan operasional dilapangan harapannya para Mitra dapat menjaga kepatuhan peraturan yang berlaku dan taat terhadap aspek HSSE dengan tetap memperhatikan lingkungan sekitar area kerja,” ungkap Heru.
Subkoordinator Penyiapan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi Non Konvensional, Firdaus Wajdi, mengungkapkan bahwa reaktivasi Idle Well ini adalah sebagai salah satu langkah dari Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang telah menyatakan pentingnya reaktivasi sumur-sumur yang tidak beroperasi untuk mendongkrak produksi migas domestik.
“Salah satu inisiatif yang sering dijalankan oleh pemerintah adalah memberikan insentif bagi perusahaan migas untuk mengaktifkan kembali sumur-sumur yang tidak produktif, baik melalui program-program efisiensi maupun teknologi baru yang dapat meningkatkan tingkat keberhasilan reaktivasi,” ungkap Firdaus.
Senior Manager Produksi SKK Migas, Yunianto, menyampaikan bahwa Pemerintah dan SKK Migas terus mendorong upaya reaktivasi sumur-sumur tidak aktif sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan produksi migas nasional, melalui penerapan teknologi yang tepat guna, lebih efisien dan ramah lingkungan.
Program reaktivasi Sumur Idle ini merupakan bagian dari rencana strategis Pemerintah dalam program peningkatan produksi jangka pendek-menengah (2022-2025), juga sebagai perlindungan dan pengamanan aset negara, serta optimalisasi potensi cadangan minyak yang tersisa. Pelaksanaan program penandatanganan perjanjian Batch-3 akan dilaksanakan secara parallel bersamaan dengan ketetapan Menteri terkait reaktivasi Sumur Idle.***