Oleh: Yulfi Alfikri Noer S.IP., M.AP
Tenaga Ahli Gubernur Bidang Tata Kelola Pemerintahan
Pilar sosial merupakan kelompok relawan berbasis masyarakat yang berkolaborasi dengan Kementerian Sosial dalam pelaksanaan berbagai program pembangunan kesejahteraan sosial.
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi pelayanan kesejahteraan sosial, pilar sosial didukung erat oleh beragam kelompok, termasuk Taruna Siaga Bencana (TAGANA), Karang Taruna, SDM pendamping PKH, TKSK, PSM, dan Pendamping Sosial.
Setiap pilar sosial memiliki peran khusus yang berkontribusi pada berbagai aspek kesejahteraan masyarakat.
Upaya kolektif pilar-pilar sosial telah memberikan layanan terbaik kepada masyarakat melalui distribusi dan pendampingan bantuan sosial.
Sebagai agen utama kesejahteraan sosial di tingkat komunitas, anggota pilar-pilar sosial berfungsi sebagai garda terdepan Kementerian Sosial dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam konteks ini, beberapa aspek kunci menjadi fokus utama dalam upaya penyelenggaraan kesejahteraan sosial di Indonesia.
Pertama, perlindungan sosial menjadi prioritas dalam menangani risiko dan ketidakpastian yang dihadapi oleh kelompok masyarakat rentan.
Kementerian Sosial berupaya menyediakan jaringan perlindungan sosial, seperti program bantuan sosial dan jaminan sosial, untuk melindungi mereka dari dampak negatif ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lingkungan.
Hal ini bertujuan untuk menciptakan keadilan sosial dan mengurangi kesenjangan dalam akses terhadap sumber daya dan pelayanan.
Kedua, pemberdayaan sosial menjadi strategi untuk memberdayakan masyarakat agar dapat mandiri secara ekonomi dan sosial.
Ini mencakup program pelatihan keterampilan, pengembangan usaha mikro, dan dukungan untuk inisiatif lokal yang dapat meningkatkan potensi ekonomi masyarakat.
Pemberdayaan sosial juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kemandirian mereka sendiri.
Pekerja Sosial memegang peran krusial dalam membangun dan menjaga kesejahteraan masyarakat.
Untuk berhasil dalam tugas mereka, pekerja sosial perlu mengembangkan keterampilan khusus, termasuk kemampuan untuk menjalin relasi dengan empat komponen penyangga utama yang dikenal sebagai catur pilar, yaitu Pemerintah, masyarakat, Perguruan Tinggi, dan dunia usaha.
Kemampuan ini memungkinkan pekerja sosial untuk membangun hubungan yang baik dengan klien, keluarga, dan komunitas.
Selanjutnya, keterampilan membangun jejaring kerja dengan pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, dunia usaha, dan profesi lain menjadi penting untuk menciptakan kolaborasi yang mendukung penanganan masalah sosial secara keseluruhan.
Pertama-tama, hubungan yang erat dengan Pemerintah sangat penting.
Pekerja Sosial perlu memahami kebijakan dan regulasi yang ada serta memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan lembaga pemerintahan.
Kerjasama ini memungkinkan implementasi program-program kesejahteraan sosial yang lebih efektif dan sesuai dengan visi dan misi pemerintah.
Kedua, keterlibatan dalam masyarakat menjadi aspek penting dalam pekerjaan sosial.
Pekerja sosial perlu membangun hubungan yang baik dengan berbagai kelompok masyarakat, mendengarkan kebutuhan mereka, dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan demikian, program-program sosial dapat lebih tepat sasaran dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Perguruan Tinggi menjadi pilar ketiga yang vital.
Pekerja Sosial perlu terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka, dan kerja sama dengan perguruan tinggi dapat memberikan akses ke sumber daya pendidikan dan penelitian terbaru.
Kolaborasi ini membantu pekerja sosial untuk tetap relevan dan efektif dalam merespons perubahan sosial dan tuntutan masyarakat.
Dunia usaha menjadi pilar keempat memiliki peran penting dalam penunjang keberhasilan pekerja sosial.
Kolaborasi dengan sektor swasta dapat membuka peluang untuk mendapatkan dukungan finansial, sumber daya, dan keterlibatan komunitas bisnis dalam program-program kesejahteraan sosial.
Dengan menjalin relasi yang kuat dengan keempat komponen tersebut, pekerja sosial dapat membangun fondasi yang kokoh untuk mendukung implementasi kebijakan dan program-program kesejahteraan sosial yang berdampak positif bagi masyarakat.
Catur pilar ini menjadi dasar yang memungkinkan pekerja sosial berperan sebagai fasilitator perubahan sosial yang berkelanjutan dan inklusif.
Seiring dengan itu, seorang pekerja sosial profesional perlu memperoleh dan mengembangkan tiga kemampuan dasar yang esensial guna menjalankan tugasnya dengan efektif.
Pertama-tama, adalah kemampuan dasar yang menyangkut Body of Knowledge atau pengetahuan dalam bidang pekerjaan sosial. Pekerja sosial harus memahami teori-teori sosial, hukum-hukum terkait, dan penelitian-penelitian terbaru yang relevan dengan dinamika masalah sosial.
Pengetahuan ini membentuk dasar untuk merancang dan melaksanakan program-program kesejahteraan sosial yang berdampak positif.
Kemampuan dasar kedua adalah Body of Value atau nilai-nilai pekerja sosial.
Pekerja sosial perlu memiliki landasan nilai etika yang kuat, seperti keadilan sosial, hak asasi manusia, dan empati terhadap individu dan kelompok yang mengalami kesulitan.
Nilai-nilai ini membimbing tindakan pekerja sosial dan memastikan bahwa intervensi yang dilakukan selaras dengan prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan.
Kemampuan dasar ketiga adalah Body of Skill atau ketrampilan pelayanan pekerja sosial. Ini mencakup kemampuan untuk memberikan layanan dengan empati, mendengarkan aktif, dan berkomunikasi efektif dengan klien.
Selain itu, pekerja sosial perlu memiliki keterampilan evaluasi, pemecahan masalah, dan perencanaan program yang dapat membantu mereka merancang intervensi yang sesuai dengan kebutuhan klien dan masyarakat.
Nilai-nilai kepedulian sosial terhadap penyandang masalah sosial menjadi aspek penting dalam membentuk karakter seorang pekerja sosial profesional.
Nilai-nilai ini mencerminkan kepedulian, tanggung jawab, dan dedikasi pekerja sosial terhadap kesejahteraan masyarakat yang mereka layani.
Dengan menggabungkan ketiga kemampuan dasar dan keterampilan pendukung ini, seorang pekerja sosial dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam membantu individu dan komunitas mengatasi tantangan sosial dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Penting untuk diingat bahwa memberikan dukungan finansial dan administratif yang sesuai sangat penting bagi pilar-pilar sosial untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif.
Kementerian Sosial, sebagai lembaga yang memberikan arahan dan regulasi, harus menjamin tersedianya sumber daya yang cukup untuk memfasilitasi pelaksanaan tugas.
Komitmen dan konsistensi yang berkelanjutan dalam melaksanakan inisiatif program-program bantuan sosial sangatlah penting.
Tidak hanya berkontribusi terhadap kebutuhan material mereka tetapi juga mendukung masyarakat untuk mengembangkan kemandirian dan berkelanjutan.
Untuk menyelesaikan permasalahan kesejahteraan sosial yang kompleks secara efektif, yang terbaik adalah menerapkan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan.
Selain itu, pemantauan ketat dan evaluasi rutin akan membantu mengukur efektivitas program yang dilaksanakan dan memungkinkan perbaikan berkelanjutan. Sosdukcapil Hadir. Mantap.***