SUMATERADAILY.COM- Pertamina Group kembali menunjukkan kekuatan kolaborasinya melalui sinergi antara PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan PT Pertamina Lubricants (PTPL) dalam pelaksanaan injeksi perdana surfaktan PHR24 untuk Proyek Balam South Simple Surfactant Flood atau SSF Stage-1 (Pattern 353). Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif PHR dalam menerapkan teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) untuk mendukung peningkatan produksi migas nasional, sesuai arahan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas).
Surfaktan PHR24 merupakan hasil pengembangan oleh para Perwira PHR yang telah melalui proses riset dan optimasi formula sebagai solusi CEOR yang efisien dan adaptif terhadap kondisi reservoir lokal. Formula ini menjadi bagian dari intellectual property milik PHR, sementara PTPL turut berperan sebagai mitra teknis dalam mengeksekusi proses blending, Quality Assurance/Quality Control (QA/QC), netralisasi, hingga distribusi slug surfaktan ke lokasi proyek.
Proses injeksi perdana dilakukan pada Rabu, 2 Juli 2025 di Sumur Injeksi Balam South BL#353, Bangko, Rokan Hilir – Riau, dan disaksikan langsung oleh VP S-EOR Regional 1 PHR, Syaiful Ma’arif, Direktur Utama PTPL Werry Prayogi, serta Direktur Sales & Marketing PTPL Dwi Puja Ariestya.
VP S-EOR Regional 1 PHR, Syaiful Ma’arif menegaskan bahwa surfaktan PHR24 adalah hasil inovasi internal PHR yang diharapkan dapat menjadi referensi penerapan CEOR di lokasi-lokasi lain.
“Kolaborasi dengan PTPL ini memperkuat rantai implementasi, dari formulasi hingga logistik, agar eksekusi di lapangan berjalan optimal. Ini merupakan langkah awal penting dalam mendorong inovasi berbasis kemampuan dalam negeri untuk peningkatan produksi migas nasional,” jelasnya.
Proyek SSF ini diharapkan akan memberikan kontribusi signifikan berupa tambahan cadangan minyak di PT Pertamina Hulu Rokan. Dan lebih dari sekadar angka produksi, inisiatif ini juga mendukung penguatan ketahanan energi nasional melalui pengembangan formulasi dan pemanfaatan teknologi blending yang sepenuhnya berasal dari dalam negeri.
Direktur Utama PTPL, Werry Prayogi menyampaikan bahwa keterlibatan PTPL dalam proyek ini merupakan bentuk nyata sinergi fungsi operasional antar anak usaha Pertamina Group.
“Kami mengapresiasi kepercayaan yang diberikan PHR kepada PTPL untuk mendukung eksekusi teknis formula PHR24. Ini menjadi kontribusi kami dalam mendukung keberhasilan proyek CEOR PHR dengan mengedepankan kualitas dan ketepatan operasional,” ujar Werry.
Keberhasilan injeksi perdana ini menjadi bukti kekuatan sinergi di tubuh Pertamina Group dalam menghadirkan inovasi teknologi migas yang terintegrasi dan berbasis keunggulan lokal.
Proyek CEOR PHR adalah upaya PT Pertamina Hulu Rokan untuk meningkatkan produksi minyak di Blok Rokan melalui injeksi bahan kimia ke dalam reservoir. Ini merupakan bagian dari ikhtiar PHR dalam meningkatkan produksi migas untuk ketahanan energi nasional.
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam bidang usaha hulu minyak dan gas bumi di bawah Subholding Upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHR berdiri sejak 20 Desember 2018. Pertamina mendapatkan amanah dari Pemerintah Indonesia untuk mengelola Wilayah Kerja Rokan sejak 9 Agustus 2021.
Pertamina menugaskan PHR untuk melakukan proses alih kelola dari operator sebelumnya. Proses transisi berjalan selamat, lancar dan andal. PHR melanjutkan pengelolaan Zona Rokan selama 20 tahun, mulai 9 Agustus 2021 hingga 8 Agustus 2041.
Daerah operasi Zona Rokan seluas sekitar 6.200 km2 berada di 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terdapat 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul (gathering stations). Zona Rokan memproduksi seperempat minyak mentah nasional atau sepertiga produksi pertamina.
Selain memproduksi minyak dan gas bagi negara, PHR mengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan fokus di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat dan lingkungan.***