banner 728x250

Perkuat Sektor Wisata Doudo, PEP Poleng Field Dukung Transformasi Desa Tertinggal Menjadi Desa Mandiri

banner 120x600
banner 468x60

Gresik, Sumateradaily.com– PT Pertamina EP Poleng Field dari Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina bersama pemerintahan desa dan kelompok binaan Pokdarwis Doudo, sukses mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat yang berkelanjutan, yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan budaya.

Melalui program ini, Desa Doudo yang awalnya berstatus desa tertinggal saat ini bertransformasi menjadi desa mandiri.

banner 325x300

Desa Wisata Doudo atau dikenal dengan Doudo Agro Edu Green Village terletak di Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, memiliki luas wilayah 102 Ha terdiri dari 2 RW dan 6 RT dengan jumlah penduduk 1.530 jiwa.

Wilayahnya didominasi oleh lahan pertanian, perkebunan, dan perbukitan, yang menjadi daya tarik wisata alamnya.

Selain itu, kekayaan alam dan bentang alam yang luas ini mendukung aktivitas wisata seperti trekking, wisata agro, dan kegiatan outdoor lainnya.

Desa Doudo dapat dijangkau dengan mudah dari pusat kota Gresik, hanya berjarak sekitar 60 km atau sekitar 1,5 jam perjalanan. Untuk mendukung kenyamanan wisatawan, pemerintah desa telah menyediakan fasilitas seperti homestay, pusat informasi, serta area parkir yang memadai.

Selain itu, masyarakat desa juga sangat ramah dan siap menyambut para tamu dengan tangan terbuka, membuat pengalaman berwisata semakin menyenangkan.

Seiring berjalannya waktu, Desa Doudo semakin mengukuhkan dirinya sebagai destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam dan kekayaan budaya yang memikat.

Desa ini tidak hanya memikat dengan pesona alamnya yang masih asri, tetapi juga dengan keragaman budaya dan kearifan lokal yang menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat, Desa Wisata Doudo terus mengembangkan potensi wisatanya.

Program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan-pelatihan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk lokal sekaligus melestarikan kearifan budaya dan lingkungan alam.

“Sebelumnya pada 2002 Doudo berstatus Desa Tertinggal dengan kurangnya infrastruktur dan fasilitas kesehatan yang kumuh. Namun dengan berbagai upaya, Doudo berhasil memperbaiki permasalahan yang ada dengan mulai membangun gapura desa, jalan lingkungan poros desa dan usaha tani, hingga membangun pendopo kantor desa. Perbaikan kualitas kesehatan juga ditingkatkan melalui pengadaan air bersih, sanitasi sehat, dan meningkatkan kepedulian warga melalui kegiatan lingkungan yang cukup aktif,” ujar Kepala Desa Doudo Sutomo.

Doudo didampingi PT Pertamina EP Poleng Field berinovasi dengan menginisiasi Gerakan Masyarakat (GERMAS) dengan slogan PAKAI JAS MERAH (Pengelolaan Air secara Kreatif Aktif Inovatif Jadikan Sampah Menjadi Berkah) dengan membentuk kampung tematik, diantaranya; Kampung E-Link (Eukasi Lingkungan Inovatif dan Kreatif), Kampung 3R (Reduce, Reuse, Recycle), Kampung Toga (Tanaman Obat Keluarga), Kampung Sayur, Kampung Sicantik Cerdas (Siap Cari Jentik Cegah Demam Berdarah Sekarang), dan Kampung Aloevera. Selain itu, Kacang Mete juga menjadi produk UMKM unggulan yang dimiliki Desa Doudo.

Dengan target menjadi desa yang memiliki lingkungan sehat, ekonomi cerdas, dan menjadi desa wisata, PEP Poleng Field mendampingi Desa Doudo sejak Tahun 2018 dengan Branding Kampung Tematik, Program Peningkatan Kapasitas IPAL, Pembentukan Kelompok Ekonomi Kreatif (Mbok Doudo, Wong Doudo Craft, dan Bank Sampah), hingga pembuatan Grand Design Pembuatan Wisata Desa Doudo dengan Branding Doudo Agro Edu Green Village.

PT Pertamina EP Poleng Field juga mendukung infrastruktur wisata sebagai daya tarik pengunjung diantaranya Pembangunan Green House, Pemanfaatan Telaga Rena dengan pembangunan gazebo, jembatan, flying fox, climb robe, hingga bebek kayuh.

Menelisik potensi dari sudut pandang yang lebih spesifik, Doudo bersama PEP Poleng Field berfokus pada Desa Wisata Edukasi / Doudo Eduwisata (DEWI), dengan target kunjungan dari anak-anak usia dini. Adapun edukasi yang ditawarkan disinergikan dengan potensi alam desa yakni Edukasi Pertanian dengan mengajarkan jenis tanaman sayur, metode penanaman, hingga panen.

Edukasi Pemeliharaan Tanaman secara Organik dengan kegiatan pembuatan kompos, pupuk organik cair (POC), Eco Enzym, hingga Pestisida Nabati, Edu Fun Painting dengan kegiatan melukis kaos, gerabah, hingga cobek. Edu Fun Cooking dengan kegiatan belajar membuat es krim sayur, membuat olahan aloevera, membuat pisang coklat, dan sebagainya. Edu Ecoprint dengan mengajak anak-anak membuat batik ecoprint.

Saat ini, Doudo secara mandiri menawarkan paket wisata edukasi dengan berbagai kategori diantaranya Paket Kangkung dengan harga Rp 10.000/Pax, Paket Sawi dengan harga Rp 25.000/Pax, Paket Brokoli dengan harga Rp 45.000/Pax, Paket Labu Madu dengan harga Rp 65.000/Pax. Selama paket wisata tersebut beroperasi, Doudo mendapatkan peningkatan penghasilan melalui Pokdarwis sebagai pengelola wisata hingga Rp 15 juta setiap bulannya. Hal ini menjadi tolak ukur keberhasilan program pendampingan PEP Poleng Field yang dilakukan selama 5 tahun pengembangan jati diri Desa Doudo hingga naik status menjadi Desa Mandiri.

Hingga 2024, Desa Doudo telah berhasil mendapatkan serangkaian prestasi dari Kabupaten/Lokal sebanyak 18 penghargaan, Provinsi sebanyak 9 penghargaan, Nasional sebanyak 13 penghargaan.

Selain itu Desa Doudo ditetapkan sebagai 500 Desa Wisata Terbaik oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam acara Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) di Jakarta pada 14 April 2024.

Manager Field Poleng Kuwat Riyanto mengatakan program pemberdayaan masyarakat ini merupakan upaya PEP Poleng Field untuk memandirikan masyarakat di wilayah ring 1 perusahaan.

Upaya ini juga mendukung agenda internasional Sustainable Development Goals utamanya tujuan 8 Pekerjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

“Kami ingin keberadaan kami juga memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk pemangku kepentingan, termasuk warga desa di ring 1 sebagai tetangga terdekat kami. Terima kasih atas dukungan pemerintah desa dan masyarakat, dengan hubungan yang harmonis kami dapat menjalankan peran kami dalam menjaga ketahanan energi nasional dengan tenang tanpa gangguan,” ujar Kuwat.

Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina merupakan pengelola hulu migas yang secara geografi tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua yang terdiri dari asset offshore dan onshore. Selain itu, terdapat 1 aset downstream yaitu Donggi Senoro LNG.

Wilayah kerja di bawah Regional Indonesia Timur yaitu Zona 11 (Alas Dara Kemuning, Cepu, WMO, Randugunting, Sukowati, Poleng, Tuban East Java), Zona 12 (Jambaran Tiung Biru, Banyu Urip), Zona 13 (Donggi Matindok, Senoro Toili, Makasar Strait), dan Zona 14 (Papua, Salawati, Kepala Burung, Babar Selaru, Semai).***

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *