Jakarta, Sumateradaily.com- Bagi dunia jurnalistik dan olahraga Indonesia, nama Hendry Chairudin Bangun yang bukanlah sosok asing. Dedikasi dan kerja keras yang ia tunjukkan selama puluhan tahun menjadikannya salah satu tokoh yang disegani dalam dunia pers dan olahraga nasional.
Tidak hanya mengukir prestasi sebagai jurnalis dan penulis, Hendry juga terlibat aktif dalam pengembangan kompetensi wartawan serta aktif berkontribusi dalam organisasi besar di bidangnya.
Lahir di Medan pada 26 November 1958, Hendry menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan meraih gelar sarjana pada tahun 1982.
Hasratnya pada ilmu komunikasi kemudian membawanya kembali ke bangku kuliah, di mana ia berhasil menyelesaikan studi Magister Ilmu Komunikasi pada tahun 2017.
Pendidikan yang ia tempuh memberikan dasar yang kokoh bagi kariernya di dunia jurnalistik, yang dimulai sejak awal era 80-an sebagai wartawan majalah Sportif dan kemudian berlanjut ke Harian Kompas, salah satu media terbesar di Indonesia.
Sejak bergabung dengan Kompas pada 1984, Hendry menunjukkan ketertarikan besar pada bidang olahraga, terutama liputan bulutangkis dan turnamen internasional.
Pengalaman liputannya mencakup berbagai ajang olahraga bergengsi, mulai dari SEA Games di Singapura (1983), Olimpiade Seoul (1988), Asian Games Beijing (1990), hingga Asian Games lainnya di Jepang, Thailand, dan Korea Selatan.
Tidak hanya bulutangkis, Hendry juga meliput kejuaraan besar lainnya, seperti Grand Prix Final Hong Kong dan ajang Grand Slam di Amerika Serikat serta Australia.
Kecintaannya pada olahraga dan wawasan yang luas membuatnya dihormati, baik di kalangan atlet, pelatih, maupun sesama jurnalis.
Sebagai sosok berpengaruh, Hendry telah mengemban berbagai posisi penting dalam bidang jurnalistik. Ia pernah menjadi Wakil Pemimpin Redaksi Harian Warta Kota dan Berita Kota pada periode 1999-2013 serta menjabat sebagai Redaktur dan Wakil Redaktur di Harian Kompas.
Pengalaman luasnya dalam redaksi membentuknya menjadi seorang pemimpin yang mampu memadukan profesionalisme dengan kedisiplinan.
Sejak 2012, Hendry aktif menjadi penguji di Lembaga Penguji Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI Pusat, berperan penting dalam memajukan kualitas jurnalisme Indonesia dengan mendidik generasi baru wartawan di Sekolah Jurnalisme PWI.
Sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat periode 2023-2028, Hendry terus berkontribusi dalam memajukan organisasi dan meningkatkan profesionalisme wartawan di seluruh Indonesia.
Pengalaman organisasinya pun cukup mumpuni; selain menjabat sebagai Sekjen PWI Pusat selama dua periode berturut-turut (2008-2014 dan 2014-2018), ia juga berperan sebagai Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat dan aktif dalam kepengurusan Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) PWI Jaya.
Di tingkat nasional, Hendry pernah menjadi Wakil Ketua Dewan Pers (2019-2022), di mana ia memperjuangkan independensi pers dan perlindungan hukum bagi wartawan di seluruh Indonesia.
Selain sebagai wartawan dan pemimpin organisasi, Hendry juga berkontribusi dalam bentuk karya tulis. Ia telah menulis beberapa buku, di antaranya Meliput dan Menulis Olahraga (2007), Wajah Bangsa Dalam Olahraga (2007), dan Kumpulan Esai Hendry Ch Bangun (2011).
Sebagai penyunting, ia turut berperan dalam menerbitkan Kumpulan Cerpen Wartawan Olahraga (2010 dan 2011) serta Kumpulan Cerpen Sebelas Wartawan (2012) dan Kumpulan Cerpen Sembilan Wartawan (2013).
Buku-buku ini menyoroti pandangannya yang luas dan tajam tentang peran olahraga dalam membangun karakter bangsa, sekaligus memperkaya literatur jurnalistik olahraga di tanah air.
Di usianya yang semakin matang, Hendry terus aktif membagikan ilmu dan pengalamannya kepada generasi muda. Komitmennya dalam dunia jurnalistik dan dedikasinya pada olahraga nasional membuktikan bahwa dirinya adalah sosok panutan yang layak diteladani.
Hendry Chairudin Bangun bukan hanya seorang jurnalis, namun juga tokoh penting dalam sejarah pers Indonesia, yang melalui tulisan, wawasan, dan kontribusi nyatanya telah membawa angin segar bagi dunia jurnalisme dan olahraga di tanah air. ***