banner 728x250 ------- banner 728x250

Asa Dibalik Berkah Hari Bhayangkara

Penulis: Jagat Taniwara54 (*)

GENAP berusia 79 tahun, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) berada pada titik refleksi penting. Sejak diresmikan pada 1 Juli 1946, Polri telah bergerak jauh dari citra lama yang identik dengan pendekatan kekuasaan menuju institusi yang berupaya tampil lebih humanis, modern, dan profesional. Tema Hari Bhayangkara tahun ini, “Polri untuk Masyarakat”, menjadi pengingat bahwa polisi semestinya hadir di tengah rakyat—bukan di atas mereka.

banner 325x300

Upacara puncak peringatan berlangsung di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (1/7/2025) dan dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

Dalam amanatnya, Kepala Negara menegaskan bahwa Polri harus menjadi garda terdepan dalam mewujudkan kedaulatan penuh dan kemakmuran adil bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Cita‑cita kita adalah suatu negara di mana seluruh rakyat menikmati kemerdekaan dan kesejahteraan. Indonesia yang tanpa kemiskinan, Indonesia yang tanpa kelaparan, Indonesia yang ada keadilan. Karena itulah bangsa kita memerlukan kepolisian yang tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat,” tegas Presiden.

Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya keberpihakan Polri kepada masyarakat kecil.

“Kepolisian rakyat selalu di tengah‑tengah rakyat, selalu membela dan melindungi terutama mereka yang paling lemah, tertindas, dan miskin. Sejarah manusia mengajarkan, tidak ada negara yang berhasil tanpa kepolisian yang unggul dan tangguh,” imbuhnya.

Menggambarkan tantangan eksternal, Presiden mengingatkan bahwa kekayaan Indonesia kerap menjadi sasaran gangguan dari luar negeri.

“Bangsa kita bangsa yang kaya, dan karena kekayaan itu kita selalu diganggu. Indonesia tidak mau ditindas, tidak mau jadi lemah. Untuk itu, kepolisian harus menjadi unsur sangat penting dalam menjaga kekayaan dan kedaulatan bangsa,” tandas Presiden.

Harapan besar itu masih berhadapan dengan kenyataan lapangan. Kepercayaan publik kerap naik‑turun, dipengaruhi kasus‑kasus yang melibatkan oknum maupun dugaan pelanggaran etik. Transparansi dan akuntabilitas karenanya bukan pilihan, melainkan keharusan. Polri mesti berani membuka ruang kritik, menindak tegas pelanggaran internal secara terbuka, serta menegakkan keadilan tanpa pandang bulu. Reformasi yang lahir dari dalam, bukan sekadar kosmetik luar, menjadi pintu untuk memulihkan kepercayaan publik secara hakiki.

Di era yang serba cepat, penguatan sumber daya manusia menjadi fondasi tak tergantikan. Polisi masa kini dituntut memiliki wawasan hukum yang solid, empati tinggi, dan etika pelayanan publik yang kuat. Rekrutmen berbasis integritas, pendidikan HAM yang terstandar, serta jenjang karier transparan adalah langkah krusial untuk menanamkan kultur profesionalisme.

Teknologi turut menentukan arah perubahan. Digitalisasi layanan—dari laporan daring, command center real‑time, hingga integrasi data kependudukan—harus terus diperluas. Tujuannya bukan sekadar modernisasi alat, melainkan meningkatkan kecepatan, akurasi, dan efisiensi demi rasa aman masyarakat. Perlindungan data warga dan kecakapan siber anggota menjadi syarat mutlak di ranah ini.

Keamanan tak mungkin ditegakkan aparat semata; ia lahir dari kolaborasi. Polisi RW, patroli dialogis, atau program penyuluhan di sekolah hanyalah sebagian contoh pendekatan yang menempatkan warga sebagai mitra aktif. Ketika masyarakat merasa didengar dan diajak terlibat, polisi bukan lagi sosok yang ditakuti, melainkan sahabat yang diandalkan.

Birokrasi internal juga memerlukan pembenahan. Pengelolaan anggaran transparan, digitalisasi perizinan, serta rotasi jabatan berbasis prestasi adalah senjata ampuh memangkas celah korupsi dan meningkatkan efisiensi layanan. Sistem pelaporan kekayaan dan mekanisme whistleblower yang aman memperkokoh upaya pencegahan.

Tantangan keamanan hari ini kian rumit: kejahatan siber lintas negara, radikalisasi digital, hingga maraknya disinformasi. Polri dituntut memiliki strategi futuristik yang adaptif dan sinergis lintas lembaga—baik dengan TNI, BIN, maupun badan siber nasional—untuk menjaga stabilitas fisik dan digital sekaligus.

Peringatan Hari Bhayangkara ke‑79 menjadi momen tepat untuk menatap masa depan dengan optimisme realistis. Bila konsisten menapaki jalur reformasi, Polri tak hanya akan disegani, tapi juga dicintai rakyat. Institusi yang bersih, terbuka, dan responsif akan menjadi garda terdepan demokrasi—menjaga hak warga serta mengokohkan sendi kehidupan berbangsa.

Selamat Hari Bhayangkara ke‑79. Semoga Polri senantiasa menjadi pelindung terpercaya, mitra masyarakat bersahabat, dan institusi negara yang berani berubah demi Indonesia yang lebih adil dan aman. (Jt54)

Penulis: Jagat Taniwara54

Tentang Penulis:

Jagat Taniwara adalah nama pena penulis yang telah purna tugas dari TNI AD dan pernah mengemban amanah sebagai Kepala Penerangan Korem 042/Gapu. Tulisan ini merupakan bentuk kepedulian dan kontribusi dalam mendukung transformasi institusi negara agar lebih dekat dengan rakyat, lebih transparan, dan lebih berintegritas.

banner 325x300
banner 325x300