Tuban (Sumateradaily.com) – Para petani binaan PEP Sukowati Field patut bersyukur dengan hasil panen perdana pertanian organik ditengah mahalnya harga beras saat ini.
Dari pembinaan yang ada, para petani dapat menikmati hasil panen yang lebih baik dari sebelumnya.
Apalagi ditengah mahalnya harga beras saat ini karena banyak petani mengalami gagal panen akibat kekeringan.
Petani di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, binaan Pertamina EP Sukowati Field dari Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina untuk pertama kalinya merasakan panen Perdana pertanian organik.
Melalui program tersebut, mereka mendapatkan hasil berlipat dibandingkan dengan pertanian konvensional, sekaligus melakukan program peningkatan kualitas lingkungan yang berpengaruh pada kesuburan tanah.
Ketua Gapoktan Desa Rahayu, Sutikno, menyampaikan perbedaan yang signifikan antara hasil panen pertanian organik dibanding metode konvensional.
“Dulu sebelum melaksanakan pertanian organik, kami hanya bisa paling banyak panen 2 ton/hektar. Saat ini di musim pertama pertanian organik kami mampu panen rata-rata 7 ton/hektar,” ungkap Sutikno.
Manager Sukowati Field Totok Parafianto menyampaikan pentingnya program ini untuk dapat dikembangkan lebih luas lagi sehingga penerima manfaat program semakin banyak.
“Program ini akan kami kawal dan evaluasi sesuai dengan rencana kerja program yang disusun bersama. Sebagai permulaan ini telah menunjukan hasil yang baik. Kedepannya diharapkan program akan lebih berkembang sehingga petani-petani disini lebih berdaya dan mandiri,” ujarnya.
Perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Tuban Suyanto menyampaikan apresiasi kepada PEP Sukowati Field yang telah membantu petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Rahayu melalui Program Pengembangan Masyarakat (PPM) Pertanian Organik ini. Sesuai dengan program SDGs nomor 15 tentang ekosistem daratan, dan nomor 17, kemitraan untuk mencapai tujuan.
“Program ini sejalan dengan visi-misi Kabupaten Tuban untuk mewujudkan Tuban Sejahtera, Berkeadilan, Berbudaya, Berdaya Saing dan Berbasis Lingkungan. Kami sampaikan apresiasi PEP Sukowati Field yang telah turut membantu meningkatkan produktivitas padi di Kabupaten Tuban,” ucapnya.
Kedepannya program ini diharapkan mampu menjadi sarana peningkatan pendapatan petani melalui peningkatan hasil panen. Tuban yang merupakan salah satu lumbung pangan nasional memiliki potensi yang besar untuk pengembangan pertanian organik.
Selain memperkuat potensi tersebut dengan meningkatkan produktivitas padi, perlu memperhatikan kualitas lingkungan dengan metode yang ramah lingkungan.
Program Pertanian Organik dilaksanakan oleh Kelompok Pertanian Organik Antasena yang beranggotakan 48 petani.
Melalui kajian yang dilakukan oleh Universitas Nasional, Jakarta, program pertanian organik di Desa Rahayu ini mampu berkontribusi pada perbaikan lingkungan melalui subtitusi pupuk kimia sebanyak 400 Kg/ha menjadi pupuk organik sebanyak 3-4 ton/ha.
Hal ini berdampak pada perbaikan tanah sawah yang berpotensi terjadinya kerusakan akibat residu pupuk kimia pada lahan pertanian seluas 1 Hektar.
Selain itu, pemanfaatan 4-5 Ton kotoran ternak menjadi pupuk organik berkontribusi dalam menghasilkan C-Organik sebesar 2,24 %, Poshpor 96,80 ppm P2O5 dan unsur Nitrogen sebesar 0,11%.
Hal ini termasuk dalam kategori sedang dalam standar kesuburan tanah sawah.
Program ini dilaksanakan PEP Sukowati Field, bagian dari Zona 11 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina sejak bulan Mei untuk mendukung ketahanan pangan di desa tersebut.
Panen perdana dilaksanakan bersama Pemerintah Kabupaten Tuban yang diwakili oleh Dinas Pertanian Tuban serta Forkopimcam Soko pada Selasa (3/10).
Kegiatan panen bersama ini dilakukan dengan diawali gowes bersama seluruh management Sukowati Field menuju lokasi sawah pertanian organik. Seluruh management mengikuti rangkaian acara gowes dan panen bersama langsung di lahan pertanian organik milik kelompok.
INFORMASI UMUM
Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina merupakan pengelola hulu migas yang secara geografi tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua yang terdiri dari asset offshore dan onshore. Selain itu, terdapat 1 aset downstream yaitu Donggi Senoro LNG. Wilayah kerja di bawah Regional Indonesia Timur yaitu Zona 11 (Alas Dara Kemuning, Cepu, WMO, Randugunting, Sukowati, Poleng, Tuban East Java), Zona 12 (Jambaran Tiung Biru, Banyu Urip), Zona 13 (Donggi Matindok, Senoro Toili, Makasar Strait), dan Zona 14 (Papua, Salawati, Kepala Burung, Babar Selaru, Semai).