Catatan H. Samiadji Makin Rahmat, Ketua Forum Pimred SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Jatim & Santri Embongan Ponpes Darul Musthofa Gondanglegi Kabupaten Malang.
IKHTIAR adalah bagian dari perjuangan meraih harapan dan cita. Sebagai seorang jurnalis, tentu selalu dituntut untuk tanggap terhadap berbagai macam hal, setidaknya memahami 5W-1H.
Istilah “5W 1H” dalam bahasa Indonesia sering dikenal dengan “Adiksimba”. Adiksimba adalah singkatan “Apa, Di mana, Kapan, Siapa, Mengapa, Bagaimana”. “5W 1H” merupakan metode atau panduan pertanyaan yang digunakan jurnalis untuk mengumpulkan informasi, menyusun berita, atau menganalisis masalah.
Secara lebih detail, unsur 5W 1H (Adiksimba) adalah:
Apa (What): Mencakup peristiwa atau kejadian yang terjadi. Di mana (Where): Mencakup lokasi atau tempat kejadian berlangsung. Kapan (When): Mencakup waktu atau tanggal terjadinya peristiwa.
Siapa (Who): Meliputi pihak-pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Mengapa (Why): Mencakup alasan atau sebab-musabab terjadinya peristiwa. Bagaimana (How): Mencakup cara atau metode terjadinya peristiwa.
Tentu dalam kaitan tersebut, beragan peristiwa yang menurut akal sulit dinalar, bila Allah SWT sudah berkehendak, maka tidak ada yang mustahil. Sesuai firman Allah SWT:
“Dan mereka merencanakan, dan Allah juga merencanakan. Dan Allah sebaik-baik perencana.” (QS Ali Imran: 54) dan QS Al-A’la 1-3: “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan (semua mahluk) dan menyempurnakannya, yang memberi takdir kemudian mengarahkan(nya).”
Secara kebetulan, saat rapat koordinasi dan Harmonisasi Pelayanan Ibadah Haji oleh Pengurus IPHI Kabupaten Sidoarjo, pada akhir Nopember 2024, Kasi PHU Drs. Khaidar MAg, memberi tahu adanya pendaftaran Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI).
Secara spontan, saya segera melengkapi data dan persyaratan awal dari rangkaian kegiatan di bidang pelayanan umroh dan haji, saya telah kompeten untuk ikut seleksi Pembimbing Ibadah (Bimbad) PPIH 1446/ 2025.
Akhirnya, saya mendaftarkan diri sebagai Bimbad PPIH melalui Kemenag Sidoarjo dan lolos seleksi pertama pada 2 Desember 2024 ditetapkan oleh Kepala Kanwil Kemenag Jatim Dr. KH. Ahmad Sruji Bahtiar. Kebetulan saya nomor urut tujuh dari 9 peserta yang dinyatakan lolos.
Uniknya, saya awalnya mengira proses lanjutan seleksi masih lama. Ternyata diberitahu Kasi PHU (Penyelenggara Haji dan Umroh) Drs. H. Khoidar, MAg tinggal besok. Seingat saya, usai acara Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Sidoarjo.
Maka, saya secara maraton dibantu staf Kemenag Sidoarjo dan putri saya Farra Lailatus Sa’idah segera membuat akun baru, melampirkan persyaratan dan surat-surat pernyataan, termasuk rekomendasi dari Ormas atau Ponpes. Akhirnya, saya minta tolong Gus Khobir, atau KH Abdul Khobir Huda pemangku Ponpes Al Falah Siwalan Panji Buduran. Intinya, semua terpenuhi, tinggal tes di Asrama Haji Sukolilo.
Jadwal tes pun diberitahu mendadak karena keteledoran saya tidak membuka email. Singkatnya, tes pertama lolos, hingga berlanjut ke level Kanwil Kemenag Jatim di Asrama Haji Sukolilo. Dari tes tulis (CAT) dan wawancara, saya mendapatkan nilai nomor urut 9, sementara Kouta untuk petugas Bimbad Kloter dari Sidoarjo butuh 8 orang. “Wes, durung wayahe,” batin saya, usai dikabari Kakan Kemenag Sidoarjo Drs. H. Mufi Imron Rosyadi MAg.
Seiring perjalanan waktu, ada informasi bila formasi untuk Bimbad Kloter memungkinkan, masih ada peluang dengan syarat mengajukan permohonan termasuk ikut Bimtek mandiri.
Saya pun memilih pasif, bahkan saat Bimtek dilaksanakan saya malah dapat amanah melaksanakan pendampingan jamaah umroh.
Usai umroh, kebiasaan saya silaturahmi dan menemui beberapa ulama kharismatik, salah satunya Romo KH Ahmad Soeroso, pemangku Ponpes Darul Musthofa Gondanglegi Malang sepintas membahas ke-NU-an.
Uniknya, hati ini sepertinya merajuk terus. Hati saya terus berdebar-debar.
Saya juga sempat konsultasi dengan Hakim Jaily, Dirut dan Pimred TV 9 seputar ikhtiar saya menjadi Bimbad PPIH 2025/ 1446. Beliau yang memiliki jaringan luas di lingkungan Kemenag, memberikan support.
Terkait penjadwalan keberangkatan jamaah haji Embarkasi Surabaya mulai awal Mei 2025, dengan informasi sistem Syarikah. One Kloter one Syarikah. Artinya, manajemen haji yang mulai diterapkan tahun 2022 ini berbeda, karena Kementrian Haji Saudi Arabia menggunakan 8 Syarikah.
Hiruk pikuk terjadinya beda Syarikah dan beda Kloter satu keluarga, suami-istri dan jamaah perlu pendampingan, saya ikuti perkembangan dan berita update.
Ternyata kabar dari Kemenag Jatim membuat jantung saya berdenyut lebih kencang. Melalui informasi dari Kemenag Sidoarjo, ternyata saya diajukan permohonan sebagai Bimbad pengganti karena ada petugas mengalami musibah, Saiful Arif.
“Tolong Abah Makin, kirim data-data sertifikat pembimbing haji, SKCK, piagam dan lain-lain terkait kesediaan sebagai pembimbing ibadah. Kalau usulan disetujui, baru bikin MCU (medical check up), surat keterangan bebas narkoba dan buka rekening Bank Mandiri,” tutur Kasi PHU Kemenag Sidoarjo Drs H. Khoidar, MAg.
Singkatnya, dibalik kepasrahan dan ikhtiar itu, ternyata PPIH menyetujui. Antara percaya dan tidak, saya diyakinkan kalau proses tinggal untuk Surat Keputusan dari PPIH. Semua yang mengatur Allah SWT. Begitu ada kepastian , semua proses MCU, Surat Keterangan bebas narkoba dan buka rekening Bank Mandiri dimudahkan. Kebetulan hari Jum’at, 23 Mei 2025, Alhamdulillah bisa tuntas. Alhamdulillah.
Tiga hari kemudian, 26 Mei 2025, melalui Plt Ketua PPIH atau Sekretaris Dr. H. Sugiyo membuat Surat Panggilan Masuk Asrama sebagai PPIH Kloter, bersama Luqman Hakim Hamid (Ketua Kloter Sub-94), Samiadji Makin Rahmat (Pembimbing), Heni May Yunanti (dokter) dan Yeni Nurhayati (perawat). Padahal, sebelumnya terinfo di Kloter 97 (Kloter Sapu Jagad atau terakhir).
“Pokoknya, kalau Allah SWT sudah berkehendak, semua dimudahkan. Contoh, saya pemeriksaan kesehatan, tensi awal saya sangat tinggi 200-130. Begitu baca sholawat, menjadi 170-103. Masih batas normal. Bahkan, sampai saya salat Jumat di RSUD RT Notopura Sidoarjo. Inilah, benar-benar keajaiban. Bahkan, tukang jahit Adam Taylor yang waktu keberangkatan tinggal dua hari, ternyata masih menyisakan ada dua potong size L dan satu rompi. Semuanya sudah diatur oleh Sang Maha Pengatur,” pikir saya.
Bismillah, Kloter dari Langit (Kloter 94) benar-benar menjadi keajaiban. Sekali lagi, jika Allah sudah berkehendak. Kun fayakun. Jadi, maka jadilah tidak ada yang mampu menghalangi. Semoga menjadi haji Mabrur. Allahuakbar 3X Walillahilham. (*)