Jakarta (Sumateradaily.com) – Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Tri Tharyat, telah menerima sertifikat penetapan Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks sebagai Warisan Dunia (World Heritage) UNESCO pada 20 Oktober 2023.
Penyerahan ini dilakukan oleh Duta Besar RI untuk Prancis, Andorra, Monako/Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, Mohamad Oemar.
Turut hadir dalam kesempatan ini adalah Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Prof. Ismunandar, serta Direktur Sosial Budaya dan OINB, Penny D. Herasati.
Penetapan Cosmological Axis of Yogyakarta atau Sumbu Filosofi Yogyakarta diputuskan pada Sidang Extended 45th Session of the World Heritage Committee (WHC) UNESCO di Riyadh, Arab Saudi, pada 10-25 September 2023.
Penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta dilakukan berdasarkan Kriteria II (pertukaran nilai kemanusiaan dalam perkembangan arsitektur, seni monumental, perencanaan kota atau desain lanskap), dan Kriteria III (Memiliki testimoni unik dan luar biasa terhadap tradisi budaya atau peradaban yang masih hidup atau telah hilang).
Penetapan ini mengonfirmasi Outstanding Universal Value dari Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai sebuah properti kebudayaan yang penting bagi kemanusiaan, yang memerlukan upaya pelindungan dan pelestarian bersama oleh komunitas internasional. Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan sumbu utara-selatan imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi di utara dan Samudra Hindia di selatan, dengan Kraton Yogyakarta di pusatnya. Sumbu ini merupakan bukti nyata pusat peradaban Jawa dan tradisi warisan budaya yang telah hidup dan berkembang sejak abad ke-16.
Dengan penetapan ini, Indonesia saat ini memiliki total 10 situs yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Dunia. Jumlah ini terdiri dari enam situs dalam kategori warisan budaya (Borobudur, Prambanan, Situs Warisan Purba Sangiran, Subak Bali, Tambang Batu Bara Ombilin, dan Sumbu Axis Yogyakarta); dan empat situs dalam kategori warisan alam (Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Lorentz, Hutan Hujan Tropis Sumatra, dan Taman Nasional Ujung Kulon).
Sumber: Kementerian Luar Negeri RI