SATERADAILY.COM, JAMBI– Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel melalui Fuel Terminal (FT) Jambi terus mendukung pertanian berkelanjutan dengan inovasi untuk petani hidroponik khususnya Kelompok Hidroponik Usaha Sehati.
Dengan teknologi penjernihan air hujan menggunakan senyawa Natrium Hidroksida (NaOH) dalam sistem Deep Water Culture (DWC), Pertamina membantu petani mengatasi tantangan kualitas air yang kurang optimal dan memaksimalkan penggunaan air hujan untuk hidroponik.
Salah satu tantangan terbesar dalam pertanian hidroponik adalah kebutuhan air bersih yang kurang memadai. Dengan memanfaatkan senyawa NaOH, air hujan dapat digunakan lebih efisien dalam mendukung pertumbuhan tanaman, karena bersifat menetralkan pH air hujan dan menghilangkan kontaminan yang dapat merusak akar tanaman.
Hal ini memungkinkan sistem DWC bekerja lebih efektif, dengan air yang bebas dari zat yang dapat merusak akar tanaman.
Pertamina juga memberikan Transfer Knowledge terkait program ini, yang dihadiri oleh 15 orang dari pemerintah daerah, kelompok hidroponik, dan masyarakat Kelurahan Sejinjang.
Program ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada sumber air tanah dan mendukung pengelolaan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan, sekaligus mengurangi biaya pengeluaran air bagi petani.
Ketua Kelompok Hidroponik Usaha Sehati, Ruswandi, menyampaikan apresiasinya kepada Pertamina, melalui kegiatan ini menjadi sumber pengetahuan bagi mereka terkait inovasi pengelolaan air hujan untuk pertanian berkelanjutan.
“Kami berterima kasih kepada Pertamina, selain memberikan sarana dan prasarana kepada petani, Pertamina juga memberikan pelatihan dan pembinaan untuk mengoptimalkan penggunaannya. Kami percaya, dengan adanya terobosan ini, petani dapat memperoleh hasil yang lebih baik dan lebih efisien,” ungkapnya.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, menegaskan Pertamina berkomitmen untuk terus mengimplementasikan program yang mendukung sektor pertanian dan keberlanjutan lingkungan di Indonesia.
“Kami berharap teknologi penjernihan air hujan yang kami perkenalkan dapat menjadi solusi jangka panjang yang tidak hanya meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan 2: Zero Hunger, Tujuan 6: Clean Water and Sanitation, dan Tujuan 12: Responsible Consumption and Production. Kami percaya, petani dapat meningkatkan produktivitas mereka sambil berkontribusi pada pelestarian lingkungan,” tutup Nikho.***