SUMATERADAILY.COM, JAMBI – Penyebaran informasi bohong atau hoax yang menyebut Warga Konghucu Kota Jambi meminta maaf kepada Cawako Maulana, mendapatkan sindiran pedas dari masyarakat.
Betapa tidak, penyebaran Hoax pada proses pilkada 2024 bisa menimbulkan polemik ditengah masyarakat Kota Jambi khususnya warga keturunan Tionghoa.
“Harusnya sebagai calon pemimpin, Maulana tegas menegur tim suksesnya untuk menyebarkan hoax di tengah masyarakat, karena ini sama saja menjadikan suasana politik di Pilwako Jambi menjadi memanas. Nah takutnya akan ada juga kericuhan,” ungkap Shelin, warga keturunan Tionghoa Kota Jambi.
Shelin mengatakan, dengan apa yang dilakukan Maulana tersebut (menyebarkan informasi bohong) berdampak pada kurangnya simpati masyarakat Kota Jambi.
“Otomatis kami warga kota Jambi makin ilfil melihat calon pemimpin yang tak mau mengakui kesalahannya dengan menebarkan kebohongan publik atau berita hoax,” ucapnya.
Senada juga disampaikan Atok, warga Konghucu Kota Jambi. Ia menyebut penyerangan Klenteng Sua Ong Bio oleh oknum Timses Maulana beberapa waktu lalu, adalah perbuatan yang melanggar hukum.
“Ini harus ditindak tegas, kami warga Konghucu meminta kepada kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut, jika ada unsur pidananya ya lanjutkan. Karena hal itu telah mengganggu kenyamanan beribadah umat beragama,” tegasnya.
Untuk diketahui, pemberitaan terkait permohonan maaf Warga Konghucu Kota Jambi kepada Cawako Maulana yang menjadi perbincangan hangat ditengah masyarakat, langsung dibantah keras oleh pemilik Klenteng Koni, Rito Halim.
Rito mengatakan, apa yang disampaikan dalam media massa yang menyebut Konghucu minta maaf kepada Maulana terkait perkara penyerangan Klenteng Sua Ong Bio, itu benar adanya.
“Saya bantah keras itu, kedatangan saya kekediaman pak Maulana untuk silaturahmi bukan khusus meminta maaf kepada beliau terkait adanya timses Maulana yang menyerang klenteng beberapa waktu lalu,” kata Rito dengan nada tegas, Senin (18/11/2024).
Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Kota Jambi itu juga membeberkan bahwa saat pertemuan dirumah Maulana, ia bersama tokoh agama lainnya hanya membahas permasalahan perihal agama.
“Jadi kami tidak ada membahas lainnya, ini saya tegaskan ya, apa lagi umat Konghucu minta maaf kepada Maulana, ini tidak benar. Saya sayangkan mengapa kok ini bisa terjadi, membuat salah persepsi ditengah masyarakat,” ucapnya.***