LAMA tak jumpa Hendry CH Bangun (HCB). Makanya Ketika ada kabar berada di Bandung dalam rangka Kongres PWI XXV, saya berniat menemuinya. Kangenlah.
Apalagi akan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PWI Pusat.
Namun karena posisinya sebagai calon, saya tidak berani menelepon. Khawatir mengganggu.
Untuk itu saya minta tolong sohib lama Sekretaris PWI Kaltim Wiwid Marhaendra Wijaya yang berada di Hotel El Royal.
“Kang.. kalo mau ketemu Bang Hendry besok pagi (senin), sambil sarapan pagi di Fave Hotel, tempat nginapnya, ” kata Wiwid lewat telepon. Namun karena ada halangan, saya ga jadi nyamperin Bang Hendry.
Akhirnya disepakati ketemu jam makan siang.
Ternyata, Bang Hendry sedang berada di tempat Kongres, di El Royal Hotel. Bersama Wiwid dan isterinya kami berempat berangkat dari El Royal menuju Wiki Koffie, di pojok jalan Braga.
Selama di lobi El Royal Hotel yang dipenuhi wartawan dari berbagai penjuru tanah air, jarang sekali yang nyamperin, bersalaman apalagi berswafoto dengan Bang HCB.
Saya memaklumi karena hampir lima tahun, Bang HCB jarang tampil di forum PWI.
Hanya dalam beberapa menit kami tiba di Wifi Koffie. “Tuh di pojok aja. Semalem juga disitu,” tutur Bang HCB sambil menunjuk ke arah pojok.
Sambil menunggu makanan, ngobrolah kesana kemari.
Saya lebih banyak mendengarkan, obrolan Bang HCB, termasuk sejumlah rencana jika terpilih jadi Ketum PWI.
Usai makan, begitu mau keluar… eh ternyata di ruangan sebelah dipenuhi oleh wartawan yang juga sedang menikmati makan siang, atau sekedar ngopi sambil ngobrol.
Yang menarik saya, banyak teman-teman wartawan dari Bogor, tempat saya digembleng jadi wartawan hampir 15 tahun.
Diantara rombongan wartawan Bogor, yang paling akrab adalah Ketua PWI Kota Bogor, Arihta Utama Surbakti atau biasa disapa Ari, yang pernah satu atap di Koran Pakuan Bogor, Grup Pikiran Rakyat, yang saya pimpin.
Teman-teman Bogor ini keren, menggunakan seragam biru muda, necis, bertuliskan PWI Bogor.
Saya bilang ke Ari, “Bagi-bagi atuh kalo ada seragam bagus teh, sambil memegangi baju seragam PWI Bogor itu.
Spontan saja Ari membuka seragamnya, dan langsung mengenakan seragam itu ke saya. “Tapi maaf.. udah dipake,” tutur Ari.
Saya hanya menjawab, yang penting ininya, sambil menunjuk ke tulisan PWI Bogor.
Untungnya saya hanya memakai kaos bertuliskan Borneo yang dibeli sewaktu ke Kalimantan.
Jadi pas seragam PWI Bogor itu menutupi kaos. Di ruangan yang penuh wartawan itu, tidak ada yang mengabadikan, tidak ada yang mengambil foto, apalagi berfoto bersama calon Ketua Umum PWI. Entah dianggap tidak bakal terpilih, atau mungkin tidak mengenal HCB yang hamper lima tahun tidak tampil di forum PWI.
Dengan mengenakan pakaian kebesaran PWI Bogor itu, saya mengantar HCB sampai lobi Fave Hotel.
Sempat satu kali berswafoto Bersama HCB sebelum masuk halaman hotel yang terletak di Jl Braga, tidak jauh dari Wifi Kofie.
“Met istirahat aja Bang,” kata saya ke Bang HCB yang memang ingin sejenak memejamkan dulu matanya.
Sepulang Nganterin Bang HCB, saya mampir lagi ke Wifi Koffie, menemui temen-temen dari Bogor.
Sempat ngobrol sebentar. Saya mengatakan ke temen-temen Bogor alasan mengantar HCB sampai hotel.
Selain sebagai teman dan kawan lama dan juga mantan atasan di Program Uji Kompetensi Wartawan (UKW), Bang HCB adalah calon Ketua Umum.
“Meski belum resmi pencalonan, Bang HCB adalah calon Ketum PWI Pusat. Ga lucu membiarkan calon ketua umum berjalan sendirian menyusuri trotoar Jl Braga, menuju hotel tempat nginap. Jadi saya temani,” tutur saya ke temen-temen Bogor.
Ternyata Bang HCB terpilih menjadi Ketua Umum PWI Pusat, mengalahkan incumbent Atal Depari di putaran kedua.
Meski kalah 39-40 di putaran pertama, namun sudah banyak yang mampu menebak bahwa putaran kedua akan dimenangkan Bang HCB. Hal itu terlihat di WAG Warga PWI yang anggotanya se Indonesia.
Ilham Bintang, misalnya, langsung, posting “hidup Joglosemar” pada pukul 12.03, dibawah postingan hasil perhitungan putaran pertama 40-39-9.
Disambung Timses Bang Zulmansyah, Zufra yang memosting 48-40. Artinya suara Bang Zul akan diserahkan ke Bang HCB. Mengapa? Karena bukan rahasia lagi Bang Zulmansyah sudah pasti memilih Bang HCB. Dibawahnya ada yang nanya, “Error maksimum berapa persen?”. Zufra menjawab 48-40, meski hasilnya 47-41.
Pasti temen-temen wartawan yang ada di ruangan Wifi Koffie akan bersikap lain, jika besok atau lusa ketemu Bang HCB. Minimal berswafoto ha ha.
“Selamat Pak… kandidat anu kukulintingan nyalira akhirna janten ketua (Selamat Pak..calon yang berjalan sendirian, akhirnya jadi Ketua) Yg penting PWI ada perubahan dan lebih baik pak..,” harap Ketua PWI Bogor Ari dalam pesan WA nya pada penulis. ***